Friday, 19th December 2025
by Admin

Rebahan sering dianggap aktivitas paling aman. Tidak menguras tenaga, tidak membuat napas terengah, dan identik dengan istirahat. Namun, tidak sedikit orang yang justru merasakan jantung berdebar, dada terasa tidak nyaman, bahkan sensasi seperti “jantungan” saat sedang rebahan.
Sekilas terdengar tidak masuk akal. Tetapi secara medis, kondisi ini bisa terjadi dan memiliki penjelasan ilmiah yang jelas. Rebahan memang bukan penyebab utama, tetapi posisi tubuh ini dapat memicu reaksi tertentu pada sistem jantung dan saraf, terutama pada orang dengan faktor risiko tertentu.
Istilah jantungan bukan istilah medis resmi. Dalam dunia kesehatan, keluhan ini biasanya merujuk pada:
Keluhan ini bisa berlangsung singkat atau berulang, dan sering kali terasa lebih jelas saat tubuh berada dalam kondisi diam, termasuk saat rebahan.
Secara medis, ada beberapa mekanisme yang menjelaskan mengapa jantung berdebar bisa muncul saat rebahan.
Saat seseorang beralih dari posisi duduk atau berdiri ke posisi rebahan, distribusi darah dalam tubuh berubah. Darah lebih mudah kembali ke jantung karena pengaruh gravitasi berkurang.
Pada sebagian orang, kondisi ini dapat menyebabkan:
Perubahan ini sebenarnya normal, tetapi pada individu yang sensitif, sensasi tersebut bisa dirasakan sebagai jantungan.
Jantung dikontrol oleh sistem saraf otonom, yang terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Saat rebahan, terutama setelah aktivitas fisik atau stres emosional, sistem ini bisa mengalami ketidakseimbangan.
Akibatnya:
Inilah alasan mengapa jantungan sering muncul saat tubuh seharusnya sedang beristirahat.
Salah satu penyebab paling sering dan kerap disalahartikan sebagai gangguan jantung adalah penyakit asam lambung atau GERD.
Saat rebahan:
Kondisi ini dapat memicu:
Meski tidak berasal dari jantung, gejalanya bisa sangat mirip dengan jantungan.
Rebahan sering kali menjadi momen ketika pikiran mulai aktif. Pada orang dengan tingkat stres atau kecemasan tinggi, kondisi diam justru membuat tubuh lebih “peka” terhadap detak jantung.
Secara medis, kecemasan dapat:
Inilah yang membuat jantungan saat rebahan sering berkaitan dengan faktor psikologis.
Beberapa kondisi kesehatan memang cenderung menimbulkan gejala lebih jelas saat berbaring, seperti:
Pada kondisi ini, rebahan bukan penyebab utama, tetapi memperlihatkan gejala yang sebelumnya tidak terasa saat beraktivitas.
Sebagian besar kasus tidak berbahaya dan bersifat sementara. Namun, kondisi ini perlu diwaspadai jika disertai:
Gejala tersebut bisa mengindikasikan masalah jantung yang lebih serius dan membutuhkan pemeriksaan medis segera.
Risiko lebih tinggi dialami oleh orang yang:
Mengetahui faktor risiko membantu mencegah keluhan muncul berulang.
Beberapa langkah sederhana yang disarankan secara medis antara lain:
Perubahan gaya hidup seringkali cukup efektif mengurangi keluhan jantung berdebar.
Segera konsultasikan ke dokter jika:
Pemeriksaan seperti EKG atau tes darah dapat membantu menentukan penyebab pastinya.
Secara medis, rebahan memang bisa memicu sensasi jantungan, bukan karena aktivitasnya berbahaya, tetapi karena perubahan posisi tubuh, pengaruh sistem saraf, kondisi lambung, hingga faktor psikologis.
Mendengarkan sinyal tubuh dan memahami penyebabnya adalah langkah penting untuk mencegah kekhawatiran berlebihan sekaligus menjaga kesehatan jantung.
Sumber: