Wednesday, 11th June 2025
by Admin
Imuners suka ngerasa sakit maag terus sering kambuh-kambuhan? Hati-hati loh, bisa jadi rasa nyeri di bagian perut yang sering kambuh itu bukan sakit maag biasa tapi sudah mulai berkembang menjadi GERD.
Maag dan GERD seringkali sulit dibedakan karena gejalanya mirip-mirip, seperti nyeri di bagian perut dan rasa tidak nyaman setelah makan.
Pada prinsipnya dua kondisi ini berbeda satu sama lain dan penanganannya pun perlu untuk dibedakan.
Apa sebenarnya perbedaan antara maag dan GERD? Kenapa maag bisa berkembang menjadi GERD? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Sebelum membahas lebih lanjut apa tanda-tanda maag mulai berubah menjadi GERD, kita perlu tahu dulu perbedaan antara maag dan GERD.
Maag (dalam istilah medis sering disebut gastritis) adalah peradangan pada dinding lambung.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat tertentu (seperti aspirin atau ibuprofen), stres berat, atau konsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, atau berminyak.
Gejala maag antara lain seperti nyeri di ulu hati (tengah atas perut), mual, kembung, cepat kenyang, dan terkadang sampai muntah.
Sedangkan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus) karena otot katup di antara lambung dan kerongkongan (disebut LES) melemah atau tidak menutup rapat.
GERD bukan hanya menyebabkan rasa tidak nyaman di perut, tapi bisa merusak saluran pencernaan bagian atas jika dibiarkan terlalu lama.
Sebenarnya maag dan GERD adalah dua hal berbeda, tapi dalam banyak kasus, maag yang tidak ditangani dengan baik bisa memperburuk fungsi saluran cerna, dan akhirnya memicu GERD.
Contohnya ketika seseorang menderita maag kronis karena terlalu sering mengonsumsi makanan pedas dan punya kebiasaan telat makan. Akibatnya, lambung terus-menerus memproduksi asam dalam jumlah berlebih.
Ketika kondisi ini dibiarkan, tekanan di dalam lambung akan meningkat dan akhirnya mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. Inilah awal mula maag bisa berkembang menjadi GERD.
Ketika gejala makin sering muncul dan tidak lagi sebatas nyeri di perut, tapi juga menjalar ke dada, tenggorokan, dan mulut, itulah titik di mana kita harus curiga kalau maag sudah berkembang menjadi GERD.
GERD memiliki potensi yang lebih besar dalam merusak organ tubuh daripada maag.
Maka dari itu ketika mulai muncul tanda-tanda GERD, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan yang bisa menjadi indikasi kalau maag sudah berkembang menjadi GERD.
Pada maag biasa, nyeri biasanya hanya berkisar di bagian atas perut atau ulu hati.
Tapi kalau sudah mulai merasa sensasi terbakar (heartburn) yang menjalar naik ke dada bahkan sampai ke leher atau tenggorokan, ini bisa jadi sinyal GERD.
Heartburn sering muncul setelah makan besar, saat berbaring, atau saat membungkuk.
Kalau Imuners mulai sering merasakan cairan pahit atau asam naik ke tenggorokan atau mulut, hal ini perlu diwaspadai sebagai tanda-tanda GERD.
Cairan asam atau pahit ini adalah regurgitasi asam lambung, salah satu ciri khas dari GERD.
Biasanya cairan ini akan terasa saat bangun tidur atau setelah makan berat. Hal ini bisa membuat tenggorokan perih dan mulut terasa aneh.
Batuk karena flu biasanya akan sembuh dalam beberapa hari, tapi batuk karena GERD bisa berlangsung dalam waktu yang lama.
Batuk kering karena GERD biasanya terjadi di malam hari atau pagi saat bangun tidur. Hal ini terjadi karena asam lambung yang naik dan mengiritasi tenggorokan.
Kondisi ini disebut dengan silent reflux karena kadang tidak disertai heartburn, tapi tetap berpotensi merusak organ pernapasan.
Ketika bangun tidur dan suara jadi serak, atau tenggorokan terasa gatal terus menerus tanpa ada gejala flu, bisa jadi penyebabnya adalah asam lambung yang naik saat tidur dan mengiritasi pita suara.
Karena tidak separah heartburn, gejala ini sering dianggap sepele padahal bisa jadi tanda GERD tahap awal.
Sebenarnya maag juga bisa membuat kembung dan sendawa, tapi jika frekuensinya makin intens dan mulai disertai rasa sesak atau nyeri di dada bagian tengah bisa jadi ini sudah mengarah ke GERD.
Apalagi kalau gejalanya muncul setiap habis makan besar, minum kopi, atau makan makanan berlemak.
Kalau sudah minum antasida atau obat maag biasa tapi masih terus merasa mual, terutama setelah makan, bisa jadi masalahnya bukan cuma di lambung tapi sudah naik ke kerongkongan.
Pada GERD, mual muncul karena iritasi di bagian atas saluran cerna, bukan hanya karena peradangan di lambung.
Bila sudah mengalami sulit atau terasa sakit ketika menelan, hal ini menjadi tanda-tanda GERD sudah berkembang ke tahap serius.
Ketika merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan saat menelan makanan atau minum, atau bahkan terasa nyeri, kemungkinan besar kerongkongan mulai mengalami peradangan karena paparan asam yang terlalu sering.
Hal ini disebut esofagitis, kondisi yang sering muncul pada GERD kronis.
Beberapa kebiasaan sehari-hari ternyata bisa mempercepat peralihan dari maag biasa menjadi GERD.
Misalnya, sering makan dalam porsi besar menjelang tidur, terlalu sering mengonsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak, serta minum minuman seperti kopi, teh, soda, maupun alkohol.
Merokok juga bisa menjadi pemicu maag berkembang menjadi GERD, begitu juga dengan gaya hidup yang minim aktivitas fisik dan disertai obesitas.
Selain itu, stres berat yang tidak ditangani dengan baik juga bisa memperburuk kondisi lambung.
Kalau Imuners punya riwayat maag dan kebiasaan-kebiasaan seperti di atas, risiko terkena GERD jadi jauh lebih tinggi.
Segera konsultasi ke dokter kalau mengalami hal-hal seperti:
Tanda-tanda ini mengindikasikan harus dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut, seperti endoskopi, tes pH kerongkongan, atau manometri.
GERD bisa dikontrol, tapi tidak selalu bisa disembuhkan secara total. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejala GERD di antaranya:
Yang penting, jangan anggap enteng heartburn atau nyeri ulu hati yang terus-menerus. Segera pergi ke dokter jika mengalami heartburn terus menerus.
Jangan menyepelekan maag karena jika tidak ditangani dengan baik, lama-kelamaan bisa berkembang menjadi GERD yang lebih membahayakan.
Kenali tanda-tanda awal GERD dan segera konsultasikan kepada dokter apabila mengalami gejala yang lebih serius seperti hearthburn dengan frekuensi tinggi atau merasa sulit bahkan sakit ketika menelan.
GERD bisa dikendalikan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan menghindari makanan yang dapat memicu timbulnya gejala.
Sumber