Artikel

Homepage/artikel

/mitos-tetanus-yang-masih-banyak-dipercaya-bukan-cuma-soal-paku-berkarat

Mitos Tetanus yang Masih Banyak Dipercaya, Bukan Cuma Soal Paku Berkarat!

Monday, 10th November 2025

by Admin

Paku Tetanus mitos.webp

Kalo ngomongin tetanus, Imuners pasti langsung ngebayangin luka karena paku berkarat.

Padahal, tetanus bukan hanya soal paku berkarat banyak hal lain yang bisa menjadi penyebab bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh.

Selain paku berkarat, banyak mitos-mitos lain yang beredar di masyarakat seputar tetanus yang menyesatkan.

Sepertia apa sebenarnya karakteristik dari tetanus? Apa saja mitos-mitos seputar tetanus yang banyak beredar? Yuk, simak pembahasannya berikut ini.

Apa Itu tetanus

Untuk mengerti lebih mendalam mengenai mitos-mitos seputar tetanus, kita pelu untuk mengetahui karakteristik dari tetanus itu sendiri.

Tetanus adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium tetani. Bakteri penyebab tetanus ini biasanya hidup di tanah, debu, dan kotoran hewan.

Saat spora bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka, terutama luka tusuk yang dalam dan kotor, bakteri akan berkembang dan menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf.

Akibatnya, penderita tetanus bisa mengalami kekakuan otot, terutama di rahang dan leher, serta kejang otot hebat.

Tetanus tidak menular dari orang ke orang dan bisa dicegah dengan vaksinasi rutin setiap 10 tahun. Tanpa penanganan cepat, tetanus bisa berakibat fatal.

Mitos Seputar Tetanus yang Banyak Dipercaya

Meskipun sudah banyak program edukasi terkait tetanus, masih banyak mitos keliru yang beredar soal penyakit ini di masyarakat secara umum.

Beberapa di antaranya sudah sangat melekat, bahkan dianggap seperti pengetahuan umum padahal faktanya tidak seperti itu.

Berikut ini beberapa mitos seputar tetanus yang perlu diluruskan beserta fakta yang sebenarnya.

1. Tetanus Hanya Berasal dari Paku Berkarat

Mitos tetanus ini mungkin mitos yang paling terkena, dan masih banyak orang yang percaya hingga saat ini.

Banyak orang beranggapan kalau satu-satunya cara tertular tetanus adalah ketika tertusuk paku berkarat, padahal hal ini tidak sepenuhnya benar.

Faktanya, penyebab tetanus adalah bakteri Clostridium tetani, yang hidup di tanah, debu, kotoran hewan, dan lingkungan lembap lainnya.

Paku berkarat memang sering jadi contoh cara tetanus menyebar karena biasanya berada di tempat kotor dan mudah menyebabkan luka tusuk yang dalam.

Tapi sebenarnya, benda apapun yang kotor, tajam, dan menyebabkan luka tusuk bisa menimbulkan resiko tetanus, entah itu paku, pisau, serpihan kayu, bahkan gigitan hewan.

Jadi, bukan paku berkaratnya yang menyebabkan tetanus, tapi lingkungan dan jenis lukanya.

2. Karat Adalah Penyebab Tetanus

Mitos seputar tetanus ini sebenarnya masih berkaitan dengan poin pertama, dan sama-sama masih banyak dipercaya.

Banyak yang percaya bahwa karat (zat besi yang teroksidasi) adalah penyebab penyakit tetanus, padahal karat bukan penyebab tetanus.

Karat bukan penyebab tetanus, tapi memang benda berkarat sering ditemukan di tempat kotor dan terbuka, seperti tanah atau bangunan tua; tempat yang kemungkinan besar juga terkontaminasi bakteri tetanus.

Maka dari itu, luka dari benda berkarat sering diasosiasikan dengan pemnyakit tetanus, tapi bukan karatnya yang menyebabkan penyakit, melainkan bakteri yang ikut masuk lewat luka tersebut.

3. Luka Kecil Tidak Mungkin Menyebabkan Tetanus

Karena tetanus sering dikaitkan dengan luka yang serius, banyak yang mengira kalau luka kecil atau dangkal pasti aman dari infeksi.

Tetanus justru lebih suka berkembang di luka tertutup dan dalam, apalagi yang kurang oksigen.

Luka tusuk kecil yang terlihat sepele (misalnya tertusuk duri, serpihan kayu, atau jarum) bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri tetanus jika kondisinya mendukung.

Apalagi jika luka tersebut terkena tanah, kotoran, atau tidak dibersihkan dengan benar.

Jadi bukan jenis lukanya yang penting, tapi bagaimana luka itu terjadi dan seberapa cepat dan bersih penanganannya.

4. Imunisasi Hanya Dibutuhkan Saat Tertusuk Benda Tajam

Mitos seputar tetanus lainnya yang masih banyak dipercaya berhubungan dengan imunisasi.

Banyak orang baru terpikir untuk imunisasi tetanus setelah terluka, padahal imunisasi justru harus sudah dilakukan jauh sebelum terkena luka.

Imunisasi tetanus bersifat pencegahan, bukan pengobatan darurat. Idealnya imunisasi tetanus dilakukan saat kecil (melalui program imunisasi dasar), lalu dilanjutkan dengan booster setiap 10 tahun sekali.

Kalau seseorang tidak diimunisasi lebih dari 10 tahun, maka booster perlu segera diberikan jika ia mengalami luka beresiko. Jika imunisasinya selalu up to date, resiko tertular tetanus sangat rendah.

Makannya, yuk rutin update imun biar selalu terhindar sari resiko penularan penyakit berbahaya.

Untuk Imuners yang ingin update imun tetanus atau update imun lainnya bisa datang ke Klinik Imunicare terdekat.

Di Klinik Imunicare , pilihan layanan imunisasinya lengkap dan didukung dengan tenaga medis professional.

5. Tetanus Sudah Sangat Jarang, Jadi Imunisasi Tidak Penting

Mitos seputar tetanus ini masih berhubungan dengan imunisasi. Karena jarang terdengar, banyak orang mulai berpikir bahwa imunisasi tetanus sudah tidak terlalu penting.

Faktanya, jumlah kasus tetanus yang rendah justru berkat keberhasilan imunisasi massal selama puluhan tahun, bukan karena penyakitnya sudah hilang.

Spora bakteri tetanus masih ada di mana-mana, di tanah, di kandang, di taman, dan di jalanan.

Jika cakupan imunisasi turun, jumlah kasus tetanus bisa naik lagi, dan perlu diingat kalau tetanus tidak punya obat khusus.

Begitu terkena, penanganannya rumit, jadi lebih baik mencegah lewat imunisasi daripada menanggung resiko terkena penyakit ini.

6. Alkohol bisa membunuh bakteri tetanus di luka

Mitos tetanus ini juga masih banyak dipercaya di masyarakat, terutama di masyarakat yang terbiasa menggunakan alkohol sebagai antiseptik.

Memang benar bahwa alkohol bisa membunuh banyak jenis kuman, tapi tidak semuanya.

Clostridium tetani memiliki bentuk spora yaitu semacam cangkang pelindung yang sangat tahan terhadap lingkungan ekstrim, termasuk antiseptik biasa seperti alkohol.

Jadi, meskipun luka dibersihkan dengan alkohol, spora tetanus masih bisa bertahan dan berkembang bila masuk ke jaringan yang dalam.

Artinya, membersihkan luka tetap penting, tapi tidak menjamin 100% bebas tetanus apalagi kalau imunisasi penderita luka tidak lengkap.

Jadi jangan mengandalkan alkohol saja, tetap periksa ke dokter jika lukanya beresiko.

7. Tetanus Bisa Menular dari Orang ke Orang

Mitos ini muncul karena banyak penyakit infeksi menular melalui udara atau sentuhan, tapi hal ini tidak berlaku untuk tetanus.

Tetanus tidak menyebar antar manusia, jadi kita tidak bisa tertular tetanus dari orang lain, bahkan jika ia sedang sakit.

Penyakit ini hanya terjadi jika spora bakteri masuk langsung ke dalam tubuh melalui luka, kemudian berkembang dan mengeluarkan racun.

Meskipun tidak menular, bukan berarti bisa diabaikan karena begitu terkena, tetanus bisa berkembang menjadi sangat parah dan membutuhkan perawatan intensif.

Kesimpulan

Banyak mitos tentang tetanus terbentuk karena informasi yang salah, dan misinformasi ini bisa sangat merugikan.

Pengetahuan yang benar soal tetanus bisa menyelamatkan kita dari kondisi-kondisi berbahaya.

Tetanus memang jarang terjadi, tapi bukan berarti tidak ada. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja terutama mereka yang tidak diimunisasi atau yang belum update imun.

Sumber