Artikel

Homepage/artikel

/diam-diam-mematikan-hepatitis-b-bisa-menghancurkan-tubuh-perlahan-tanpa-gejala

Diam-Diam Mematikan, Hepatitis B Bisa Menghancurkan Tubuh Perlahan Tanpa Gejala!

Wednesday, 12th November 2025

by Admin

infeksi hepatitis B.webp

Imuners mungkin udah sering denger soal hepatitis B dan potensi bahayanya, tapi apa Imuners sudah tahu juga kalau penanganan infeksi hepatitis B sering terlambat karena gejalanya yang sulit dideteksi?

Banyak orang yang terinfeksi hepatitis B merasa sehat-sehat saja, dan baru menyadari dirinya terkena penyakit ini setelah infeksinya berkembang menjadi lebih parah.

Untuk meningkatkan kewaspadaan kita akan penyakit yang diam-diam mematikan ini, kita perlu tahu karakteristik, gejala, dan bagaimana cara penyakit ini menular.

Seperti apa sebenarnya gejala khas dari hepatitis B? Apa cara terbaik untuk terhindar dari penyakit ini? Yuk, simak pembahasan selengkapnya berikut ini!

Apa Itu Hepatitis B?

Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).

Hepatitis B terbagi menjadi dua jenis yaitu hepatitis B akut dan hepatitis B kronis

Hepatitis B akut adalah penyakit jangka pendek yang terjadi dalam 6 bulan pertama setelah terpapar HBV.

Beberapa orang dengan hepatitis B akut tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

Bagi sebagian lain, hepatitis B akut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah yang memerlukan rawat inap.

Hepatitis B kronis dapat menyebabkan infeksi seumur hidup dan berpotensi menimbulkan berbagai kerusakan serius pada hati seperti sirosis, gagal hati, hingga kanker hati.

Parahnya lagi hepatitis B sering kali tidak menunjukkan gejala yang kurang jelas di awal, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi dan beresiko menularkan virus ke orang lain.

Cara Penularan Hepatitis B

Penularan hepatitis B terjadi melalui kontak darah dan cairan mukosa tubuh yang terkontaminasi.

Virus ini bisa masuk ke tubuh saat terjadi kontak langsung dengan cairan yang terkontaminasi, misalnya lewat hubungan seksual tanpa pengaman, berbagi jarum suntik, alat cukur, alat tindik, atau melalui proses persalinan dari ibu ke bayi.

Penularan juga bisa terjadi melalui transfusi darah yang tidak aman atau saat menggunakan alat medis yang tidak steril.

Penting untuk diketahui bahwa hepatitis B tidak menular lewat sentuhan biasa, batuk, bersin, atau berbagi makanan dan minuman.

Gejala Hepatitis B

Hal yang membuat hepatitis B seringkali luput dari penanganan karena gejalanya tidak selalu muncul, terutama pada tahap awal.

Banyak orang yang merasa sehat dan tidak menyadari bahwa mereka sudah terpapar virus ini.

Biasanya gejala akan mulai terlihat dalam satu hingga empat bulan setelah infeksi terjadi.

Gejala yang umum terjadi meliputi demam ringan, kelelahan, mual, muntah, hilang nafsu makan, serta rasa tidak nyaman atau nyeri di bagian kanan atas perut.

Warna urin bisa berubah menjadi gelap seperti teh, warna kotoran berubah menjadi pucat, kulit dan bagian putih mata bisa berubah menjadi kekuningan, kondisi ini dikenal sebagai jaundice atau penyakit kuning.

Di fase ini gejala bisa terasa ringan bagi sebagian orang, tapi bagi sebagian lain bisa cukup berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Deteksi dan Pemeriksaan Hepatitis B

Karena gejala dari hepatitis B bersifat samar atau bahkan tidak muncul sama sekali, cara terbaik untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi hepatitis B adalah dengan melakukan tes darah.

Pemeriksaan laboratorium HBsAg dan fungsi hati bisa menunjukkan apakah seseorang terinfeksi virus hepatitis B, apakah infeksinya bersifat aktif, serta apakah terjadi kerusakan pada fungsi hati.

Deteksi dini sangat penting karena dapat membantu menentukan langkah pengobatan atau pemantauan yang tepat sebelum kondisi semakin parah.

Pengobatan Hepatitis B

Proses pengobatan hepatitis B dibedakan sesuai dengan jenis infeksi yang dialami oleh penderita.

Dokter akan mempertimbangkan kondisi hati, jumlah virus dalam darah, dan faktor resiko lainnya sebelum memutuskan perlunya terapi.

Obat yang digunakan umumnya berupa antivirus yang diminum setiap hari dalam jangka waktu panjang.

Tujuan pengobatan ini bukan untuk membunuh virus sepenuhnya, tetapi untuk menekan aktivitas virus dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut.

Pencegahan Hepatitis B

Meskipun hepatitis B termasuk penyakit serius, kabar baiknya adalah penyakit ini bisa dicegah dengan sangat efektif melalui imunisasi.

Imunisasi hepatitis B tergolong aman dan sudah digunakan secara luas di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Proses imunisasi ini biasanya diberikan dalam tiga kali suntikan, dimulai sejak bayi baru lahir, lalu dilanjutkan pada usia satu bulan dan enam bulan.

Program imunisasi ini memberikan perlindungan jangka panjang, bahkan bisa seumur hidup jika dosis lengkap diberikan sesuai jadwal.

Untuk Imuners yang ingin melengkapi perlindungan dari hepatitis B, bisa datang ke fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare untuk melakukan imunisasi.

Selain imunisasi, Imuners juga bisa sekaligus cek darah untuk melakukan deteksi awal hepatitis B jika mencurigai gejala-gejala tertentu.

Pencegahan juga bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup yang aman dan sehat.

Menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian, memastikan alat medis yang digunakan steril, serta menggunakan pengaman saat berhubungan seksual adalah langkah penting untuk memutus rantai penularan.

Untuk ibu hamil yang diketahui positif hepatitis B, bayi bisa dilindungi dengan imunisasi dan imunoglobulin segera setelah lahir agar tidak tertular.

Hidup Dengan Hepatitis B

Orang yang sudah terinfeksi hepatitis B kronis tetap bisa menjalani hidup normal asalkan rutin melakukan terapi pengobatan, memantau kondisi kesehatan hati dan menjaga gaya hidup.

Penderita sebaiknya menghindari alkohol, memulai diet dengan mengatur pola makan yang seimbang, serta rutin berkonsultasi ke dokter untuk memantau aktivitas virus dan fungsi hati.

Penting juga untuk memberitahu orang-orang terdekat agar mereka bisa dites dan diimunisasi bila perlu, demi mencegah penularan yang lebih luas.

Kesimpulan

Secara umum, hepatitis B adalah penyakit yang bisa sangat berbahaya jika diabaikan, namun bisa sangat terkendali jika dikenali dan dicegah dengan benar.

Oleh karena itu, semakin dini seseorang mengetahui status kesehatannya, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.

Dengan imunisasi, pemeriksaan rutin, dan kepedulian terhadap kebersihan alat medis, banyak kasus hepatitis B yang bisa dicegah.

Jangan ragu untuk memeriksa status hepatitis B karena lebih baik tahu lebih awal dan bertindak, daripada menunggu penyakit menjadi lebih parah.

Sumber