Lindungi Buah Hati: Ini Dia Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Monday, 2nd September 2024
by Admin
Tahukah Imuners, Imunisasi merupakan upaya pencegahan dalam melawan penyakit menular, terutama sangat efektif jika diberikan kepada bayi dan anak-anak. Pemerintah mewajibkan pemberian vaksinasi untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit serius.
Jadi Kenapa Imunisasi Harus Dilakukan Pada Bayi?
Imunisasi perlu dilakukan sejak dini yaitu untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi sehingga kebal akan serangan kuman penyakit, baik itu bakteri, virus, jamur, parasit, dan lainnya. Imunisasi bayi dapat diberikan dengan dua cara, yaitu melalui suntikan dan diteteskan ke dalam mulut bayi.
Jadi Imuners yang masih khawatir atau skeptis dalam memberikan Imunisasi pada buah hatinya bisa mulai hilangkan persepsi itu ya! Imunisasi bayi adalah langkah preventif yang sangat penting untuk menjaga kesehatan anak dan mencegah penyebaran penyakit berbahaya.
Jenis-Jenis Imunisasi untuk Bayi
Di Indonesia, ada beberapa Imunisasi bayi yang termasuk dalam program imunisasi dasar lengkap yang wajib diberikan. Beberapa di antaranya meliputi:
Vaksin BCG: Mencegah Tuberkulosis (TBC)
Vaksin Hepatitis B: Mencegah infeksi hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati
Vaksin Polio: Mencegah penyakit polio yang bisa menyebabkan kelumpuhan
Vaksin DPT: Mencegah difteri, pertussis (batuk rejan), dan tetanus
Vaksin Campak: Mencegah penyakit campak yang sangat menular dan berbahaya
Vaksin HiB: Mencegah infeksi Haemophilus influenzae tipe B yang dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia
Dengan mengikuti jadwal imunisasi bayi, Imuners bisa memastikan buah hati mendapatkan perlindungan maksimal sejak dini.
Ini Dia Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Bayi
Berikut adalah beberapa penyakit serius yang dapat dicegah melalui imunisasi bayi:
Polio: Penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan bahkan kematian. Imunisasi polio wajib dilakukan untuk melindungi bayi dari risiko ini.
Campak: Penyakit yang sangat menular dengan gejala demam, batuk, dan ruam kulit. Komplikasi campak bisa sangat serius, termasuk pneumonia dan ensefalitis. Vaksin campak diberikan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Hepatitis B: Infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati di kemudian hari. Vaksin hepatitis B biasanya diberikan segera setelah bayi lahir.
Difteri: Infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan, dapat menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, atau kematian. Vaksin DPT mencakup perlindungan terhadap difteri.
Pertusis (Batuk Rejan): Penyakit ini menyebabkan batuk parah yang bisa berlangsung berminggu-minggu. Pada bayi, pertusis bisa berakibat fatal. Vaksin DPT juga melindungi dari penyakit ini.
Tetanus: Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke tubuh melalui luka. Tetanus menyebabkan kekakuan otot yang parah dan bisa berakibat fatal. Vaksin DPT juga termasuk pencegahan terhadap tetanus.
Dampak Penyakit Jika Tidak Diimunisasi
Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap berisiko tinggi terkena penyakit-penyakit tersebut. Penyakit seperti polio dan campak bisa menyebabkan komplikasi serius yang berdampak seumur hidup. Selain itu, tidak mengimunisasi bayi juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit kepada orang lain, terutama bayi dan anak-anak yang terlalu muda untuk divaksin atau mereka yang memiliki sistem imun lemah. Oleh karena itu, mengikuti jadwal imunisasi bayi adalah kunci untuk melindungi mereka dari penyakit berbahaya.
Kapan Waktu Terbaik Untuk Imunisasi Bayi?
Setiap orang tua harus mengikuti jadwal imunisasi bayi yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia atau dokter anak. Jadwal ini disusun untuk memastikan bayi mendapatkan perlindungan optimal pada waktu yang tepat. Beberapa vaksin penting diberikan dalam beberapa dosis untuk membangun kekebalan yang kuat.
Berikut adalah jadwal imunisasi bayi untuk beberapa vaksin penting:
Vaksin Hepatitis B: Diberikan segera setelah lahir
Vaksin BCG: Diberikan sebelum usia 3 bulan, idealnya saat bayi berusia 1 bulan
Vaksin Polio: Diberikan saat bayi baru lahir, kemudian dilanjutkan pada usia 2, 4, 6 bulan
Vaksin DPT: Diberikan pada usia 2, 4, 6 bulan dan diulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun
Vaksin Campak: Diberikan pada usia 9 bulan dan diulang pada usia 18 bulan dan 6 tahun
Pentingnya Mengikuti Jadwal Imunisasi Bayi
Mengikuti jadwal imunisasi bayi sangat penting karena setiap vaksin harus diberikan pada waktu tertentu untuk memastikan bayi mendapatkan perlindungan yang efektif. Penundaan atau kelalaian dalam imunisasi dapat meningkatkan risiko bayi terpapar penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi. Vaksin bekerja paling baik ketika diberikan sesuai dengan usia dan interval yang ditetapkan.
Manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Keluarga
Perlindungan Jangka Panjang
Imunisasi bayi memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit-penyakit berbahaya. Dengan melakukan imunisasi tepat waktu, bayi akan terlindungi dari berbagai penyakit yang bisa berakibat fatal atau menyebabkan komplikasi serius. Misalnya, imunisasi polio dapat melindungi bayi dari risiko kelumpuhan permanen, dan imunisasi hepatitis B mencegah infeksi hati yang bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati di masa depan.
Selain perlindungan individu, imunisasi juga berperan penting dalam menciptakan kekebalan komunitas. Ketika sebagian besar bayi diimunisasi, risiko penyebaran penyakit di masyarakat akan menurun, melindungi mereka yang belum bisa mendapatkan vaksin karena alasan medis.
Imunisasi sebagai Bentuk Pencegahan
Dengan imunisasi bayi, orang tua tidak hanya melindungi kesehatan anak mereka, tetapi juga berinvestasi dalam kesehatan keluarga secara keseluruhan. Penyakit seperti campak atau batuk rejan sangat menular, dan bayi yang divaksinasi dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini ke orang dewasa atau anak-anak lain dalam keluarga.
Apa Yang Dapat Orang Tua Lakukan Untuk Imunisasi Bayi?
Persiapan Sebelum dan Setelah Imunisasi
Sebelum membawa bayi untuk imunisasi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk mempersiapkan diri dan bayi mereka:
Konsultasi dengan dokter
Jika bayi memiliki riwayat alergi atau kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum imunisasi.
Pastikan bayi dalam kondisi sehat
Imunisasi akan lebih efektif jika bayi dalam kondisi sehat. Tunda imunisasi jika bayi sedang demam tinggi atau sakit parah.
Berikan kenyamanan pada bayi
Setelah vaksinasi bayi, beberapa efek samping ringan seperti demam atau kemerahan di area suntikan mungkin muncul. Pastikan bayi tetap nyaman dengan memberikan cairan yang cukup, menyusui lebih sering, dan mengompres area suntikan jika perlu.
Atasi Efek Samping Imunisasi Bayi
Beberapa bayi mungkin mengalami efek samping ringan setelah mendapatkan imunisasi, seperti demam ringan, pembengkakan, atau nyeri di tempat suntikan. Ini adalah tanda bahwa tubuh bayi sedang membentuk kekebalan. Berikut beberapa tips untuk mengatasinya:
Kompres dingin di area suntikan
Jika ada pembengkakan atau kemerahan, kompres area tersebut dengan kain lembut yang telah dibasahi air dingin.
Pantau suhu tubuh bayi
Jika bayi demam ringan, berikan ASI lebih sering dan pastikan bayi beristirahat dengan cukup. Jika demam berlangsung lebih dari 48 jam atau terjadi reaksi berat, segera hubungi dokter.
Kesimpulan
Imunisasi bayi dapat mencegah penyakit-penyakit dengan memberi rangsangan kekebalan tubuh pada si kecil, beberapa imunisasi dilakukan setelah lari, atau dimulai di bulan kedua. Imunisasi bekerja paling baik ketika diberikan sesuai dengan usia dan interval yang ditetapkan. Jangan lupa untuk melakukan persiapan sebelum dan juga setelah Imunisasi untuk bayi agar mendapatkan penanganan yang tepat ya Imuners! Jika Imuners membutuhkan informasi terkait Imunisasi pada bayi, Imuners dapat berkunjung ke Klinik Imunicare terdekat ya!