Friday, 5th December 2025
by Admin

Lari jadi salah satu olahraga yang paling mudah dilakukan siapa saja. Imuners nggak butuh alat yang mahal, tempat khusus, bahkan bisa dilakukan kapan pun kamu punya waktu. Banyak orang memilih lari sebagai cara cepat untuk meningkatkan kesehatan dan menjaga tubuh tetap bugar. Tapi, seperti dua sisi mata uang, lari juga punya dampak negatif kalau dilakukan sembarangan.
Jadi sebenarnya, apa saja sih dampak positif dan negatif dari lari? Yuk kita bahas lengkap biar Imuners bisa mendapatkan manfaat maksimal, tanpa cedera!
Saat berlari, detak jantung meningkat sehingga aliran darah lebih lancar. Riset pada olahraga aerobik menunjukkan bahwa aktivitas fisik seperti lari bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke dengan cara:
Kalau dilakukan rutin, minimal 150 menit per minggu, jantung jadi lebih kuat dan efisien bekerja.
Buat kamu yang ingin diet lebih efektif, lari bisa jadi andalan. Secara umum:
Kalori yang terbakar lebih besar dibanding jalan cepat atau beberapa olahraga lain, jadi cocok buat menjaga berat badan ideal.
Saat kaki menghentak tanah, tulang mendapat “beban” yang justru baik untuk merangsang pertumbuhan kepadatan tulang. Ini bisa bantu mengurangi risiko osteoporosis di masa tua. Selain itu lari juga menguatkan:
Berlari memicu pelepasan hormon endorfin dan dopamin (happy hormones). Banyak pelari menyebut kondisi ini sebagai runner’s high—perasaan lega dan bahagia setelah berlari.
Bahkan beberapa penelitian menunjukkan exercise seperti lari bisa membantu mengurangi gejala kecemasan ringan dan stres.
Aktivitas fisik membantu mengatur jam biologis tubuh. Kalau kamu sering susah tidur, coba lari di sore hari. Tapi jangan terlalu dekat dengan jam tidur ya, karena hormon adrenalin bisa membuat kamu justru terlalu aktif.
Dengan berolahraga Imun tubuh menjadi lebih kuat, karena adanya peningkatan sirkulasi darah, dan juga meningkatkan produksi sel-sel kekebalan tubuh secara alami.
Tenang, dampak buruknya bukan karena larinya kok, tapi karena teknik dan kebiasaan yang salah.
Keluhan seperti:
Biasanya muncul karena:
Semangat boleh, tapi tubuh tetap butuh istirahat. Kalau kamu lari setiap hari tanpa jeda, risiko berikut bisa terjadi:
Tubuh kirim sinyal, jadi jangan diabaikan ya!
Kalau defisit kalori terlalu besar dan tanpa pengaturan nutrisi yang baik:
Tujuannya sehat, bukan kurus tapi sakit.
Untuk pemula, lari intens sering bikin sesak dan nyeri di dada. Biasanya karena:
Kalau sering sesak bahkan saat intensitas rendah → periksa dulu ke dokter, ya.
Semua orang boleh lari, tapi beberapa kelompok butuh pengawasan ekstra:
Bukan berarti nggak boleh lari, tapi harus bertahap dan konsultasikan dulu ke profesional kesehatan.
Lari punya segudang manfaat—dari jantung yang lebih sehat, mood yang meningkat, sampai tidur lebih berkualitas. Tapi tetap harus dilakukan dengan teknik yang benar. Kalau terlalu memaksakan diri tanpa persiapan, kamu justru bisa cedera dan malah berhenti olahraga.
Sumber: