Monday, 7th July 2025
by Admin
Imuners mungkin heran, kenapa bayi harus diimunisasi berkali-kali terutama di satu tahun pertama dia lahir?
Jawabannya sebetulnya sederhana karena banyak penyakit mematikan yang mengancam keselamatan di bayi kalau tidak diimunisasi sesegera mungkin.
Penyakit seperti hepatitis B, TBC, batuk rejan (pertussis) bisa membahayakan keselamatan bayi jika tidak langsung ditangkal lewat imunisasi.
Seperti apa sebenarnya karakteristik dari penyakit-penyakit mematikan ini? Seberapa efektif imunisasi bisa mencegahnya? Berikut ini pembahasan selengkapnya.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai karakteristik dari masing-masing penyakit, kita harus mengerti terlebih dahulu kenapa bayi butuh dilindungi sejak awal.
Bayi harus diimunisasi sejak dini karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum berkembang sempurna untuk melawan infeksi serius.
Pada usia awal kehidupan, bayi sangat rentan terhadap berbagai penyakit berbahaya seperti hepatitis B, TBC, difteri, pertusis, dan tetanus, yang bisa menyebabkan komplikasi berat bahkan kematian.
Imunisasi memberikan perlindungan sejak awal dengan membentuk antibodi yang siap melawan patogen penyebab penyakit.
Dengan imunisasi tepat waktu, bayi memiliki bekal perlindungan yang kuat untuk tumbuh sehat dan aman dari ancaman infeksi mematikan.
Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati. Virus ini menyerang lewat darah atau cairan tubuh penderita.
Dalam jangka pendek, hepatitis B bisa menimbulkan demam, mual, muntah, dan sakit kuning (kulit dan mata menjadi kekuningan), tapi bahayanya bukan cuma itu saja.
Infeksi hepatitis B bisa menjadi kronis yang artinya menetap dalam tubuh selama bertahun-tahun dan merusak hati secara perlahan.
Pada akhirnya hepatitis B bisa berkembang menjadi sirosis hati (kerusakan permanen) atau bahkan kanker hati.
Virus hepatitis B dapat menular melalui berbagai cara. Salah satu jalur penularan utamanya adalah melalui kontak dengan darah penderita, misalnya saat menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Selain itu, virus ini juga bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B juga bisa menularkan virus ini kepada bayinya saat proses persalinan.
Penularan juga bisa terjadi jika luka terbuka seseorang terpapar cairan tubuh penderita, seperti darah atau cairan lain yang mengandung virus.
Semua orang bisa tertular, tapi bayi yang terinfeksi dari ibunya berisiko tinggi jadi penderita kronis.
Sekitar 90% bayi yang tertular saat lahir akan menjadi pembawa virus seumur hidup jika tidak diimunisasi.
Imunisasi hepatitis B sangat efektif dalam mencegah penularan penyakit berbahaya ini dan relatif aman untuk dilakukan.
Proses imunisasi ini mencegah tubuh dari infeksi sejak awal, bahkan imunisasi ini dianggap sebagai "imunisasi anti-kanker" karena mampu mencegah kanker hati.
Di Indonesia, imunisasi hepatitis B termasuk imunisasi wajib untuk bayi.
Imunisasi hepatitis B diberikan pertama kali dalam 24 jam setelah lahir, lalu dilanjutkan pada usia 2, 3, dan 4 bulan sebagai bagian dari imunisasi kombinasi.
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit mematikan ini pada umumnya menyerang paru-paru, tapi bisa juga menyebar ke otak, tulang, atau organ lain.
Serangan dari TBC bisa mematikan kalau tidak diobati. Di Indonesia, TBC masih menjadi masalah besar dan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dari penyakit infeksi.
Bakterti penyebab TBC menyebar lewat udara. Jika seseorang yang menderita TBC aktif batuk, bersin, atau bahkan berbicara, bakteri bisa tersebar ke orang di sekitarnya.
Orang dengan daya tahan tubuh lemah (seperti bayi, orang tua, penderita HIV) lebih mudah tertular penyakit ini.
Gejala TBC yang menyerang paru-paru biasanya ditandai dengan batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, dan terkadang disertai darah.
Penderita juga bisa mengalami demam, sering berkeringat di malam hari, penurunan berat badan yang drastis, dan tubuh terasa lemas terus-menerus.
Yang paling berbahaya adalah jika TBC menyerang bayi dan anak kecil. Pada kelompok usia ini, infeksi bisa menyebar ke otak (menyebabkan meningitis TB) atau ke seluruh tubuh (disebut TB milier), yang berisiko menyebabkan kematian atau kecacatan permanen.
Vaksin yang digunakan pada imunisasi TBC dikenal sebagai vaksin BCG (Bacille Calmette-Guérin).
Proses imunisasi TBC memang tidak mencegah TBC 100%, tapi sangat efektif mencegah TBC berat pada bayi dan anak-anak.
Imunisasi BCG biasanya diberikan sekali seumur hidup, idealnya saat bayi baru lahir atau sebelum usia 2 bulan.
Di Indonesia, imunisasi ini masuk dalam program imunisasi dasar lengkap. Pemberiannya dilakukan melalui suntikan di kulit lengan, dan sering meninggalkan bekas luka kecil yang khas.
DPT adalah singkatan dari tiga penyakit berbeda yang sangat berbahaya yaitu difteri, pertussis, dan tetanus. Ketiga penyakit ini dicegah melalui program imunisasi yang sama.
Difteri merupakan infeksi bakteri yang menyerang saluran napas atas dan dapat menyebabkan sesak napas hingga kematian.
Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi pernapasan yang menyebabkan batuk parah dan kesulitan bernapas, yang sangat berisiko fatal terutama bagi bayi.
Terakhir, tetanus yaitu infeksi yang menyerang sistem saraf, biasanya masuk melalui luka terbuka, dan bisa menimbulkan kejang otot parah hingga kematian.
Ketiga penyakit ini tergolong mematikan, terutama bagi bayi dan anak-anak.
Difteri adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan terbentuknya lapisan tebal di tenggorokan, sehingga penderitanya sulit bernapas.
Selain itu, difteri juga dapat merusak jantung dan sistem saraf. Di masa lalu, penyakit ini sering menjadi penyebab kematian pada anak-anak.
Pertusis atau yang dikenal sebagai batuk rejan atau batuk 100 hari, merupakan infeksi saluran napas yang ditandai dengan batuk parah yang berlangsung lama.
Kondisi ini sangat berbahaya bagi bayi, karena dapat menyebabkan henti napas atau pneumonia, dan bisa berakibat fatal terutama pada anak usia di bawah satu tahun.
Sementara itu, tetanus adalah infeksi yang masuk melalui luka kotor, terutama luka yang dalam.
Tetanus menyerang sistem saraf dan menyebabkan kejang otot di seluruh tubuh.
Imunisasi DPT memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit sekaligus: difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
Di Indonesia, jadwal imunisasi DPT untuk anak diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan kemudian dilanjutkan dengan booster pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
Setelah itu, ketika beranjak remaja disarankan melakukan satu kali imunisasi Tdap sekitar usia 10–12 tahun sebagai penguat.
Untuk orang dewasa, booster Td (tetanus-difteri) dianjurkan setiap 10 tahun sekali.
Selain itu, ibu hamil juga disarankan melakuka imunisasi Tdap pada trimester kedua atau ketiga untuk memberikan perlindungan dini bagi bayi, terutama dari risiko pertusis yang sangat berbahaya pada usia dini.
Vaksin-vaksin ini tergolong jenis imunisasi yang mudah untuk didapatkan di berbagai fasilitas kesehatan karena sebagian besar masuk ke dalam program imunisasi nasional.
Untuk update imun dari penyakit2 ini, Imuners bisa memilih fasilitas kesehatan yang didukung oleh tenaga medis professional, salah satunya seperti Klinik Imunicare.
Selain imunisasi dari penyakit2 berbahaya ini, di Klinik Imunicare Imuners juga bisa melakukan imunisasi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Klinik Imunicare didukung oleh tenaga medis professional dan menggunakan vaksin yang sesuai dengan standar kesehatan terkini, jadi Imuners nggak perlu khawatir soal keamanan ketika imunisasi di Klinik Imunicare .
Hepatitis B, TBC, difteri, pertusis, dan tetanus memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi terutama bagi bayi yang baru lahir.
Itulah kenapa perlindungan dari penyakit berbahaya ini perlu diberikan sedini mungkin.
Pilih fasilitas kesehatan yang didukung oleh tenaga medis professional dan menggunakan vaksin terstandar, seperti Klinik Imunicare, ketika melakukan imunisasi dari penyakit-penyakit berbahaya ini.
Mencegah jauh lebih baik dari mengobati, terutama dari penyakit yang bisa menimbulkan potensi kematian.
Sumber