Wednesday, 8th October 2025
by Admin
Imuners pasti pengen hidup yang selalu sehat dan terhindar dari segala macam gangguan virus dan bakteri yang berpotensi menyebabkan sakit, tapi hal ini kedengarannya sulit untuk dicapai.
Kenyataannya, lingkungan sekitar kita penuh dengan virus dan bakteri yang bisa menyebabkan penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit mematikan.
Untungnya sekarang manusia punya cara paling aman dan efektif untuk menlindungi diri dari ancaman penyakit ini yaitu dengan imunisasi.
Sayangnya, masih banyak orang yang ragu atau salah paham soal imunisasi dan memilih untuk tidak diimunisasi.
Bagaimana sebenarnya imunisasi bekerja? Seberapa efektif imunisasi bisa mencegah penularan penyakit berbahaya? Apakah imunisasi sudah terbukti aman sepenuhnya? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!
Imunisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk membentuk kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Vaksin ini berisi bagian kecil dari bakteri atau virus penyebab penyakit (yang sudah dilemahkan atau dimatikan), atau bisa juga berupa tiruan buatan dari bagian bakteri atau virus tersebut.
Tujuan vaksin bukan untuk membuat kita sakit, tapi justru untuk melatih sistem imun atau sistem kekebalan tubuh untuk mengenali bakteri atau virus tertentu.
Setelah diimunisasi, sistem imun akan "belajar" mengenali musuhnya. Jadi kalau suatu hari tubuh benar-benar terpapar virus atau bakteri itu, sistem imun sudah siap melawan dengan cepat.
Tubuh kita memiliki sistem imun yang bisa melawan penyakit, tapi sistem ini butuh waktu untuk mengenali penyakit yang baru pertama kali menyerang.
Kalau kita terkena penyakit tanpa pernah diimunisasi sebelumnya, sistem imun tubuh bisa kewalahan dan penyakit berkembang menjadi parah, bahkan mengancam nyawa.
Proses imunisasi ini memberi jalan pintas yang lebih aman dengan melatih sistem imun tubuh sebelum terserang penyakit yang sebenarnya.
Ketika vaksin masuk ke tubuh, sistem imun akan mengira ada ancaman sungguhan. Lalu sistem imun ini akan membentuk "sel memori" yang akan mengingat ancaman penyakit itu.
Jadi saat kita terpapar penyakit yang sebenarnya, tubuh sudah tahu cara melawannya tanpa harus sakit terlebih dahulu.
Ada banyak alasan kenapa imunisasi ini terbilang penting untuk dilakukan. Berikut ini beberapa di antaranya.
Beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi bukan penyakit menular yang ringan.
Campak, polio, difteri, tetanus, hingga hepatitis bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kelumpuhan, kerusakan otak, bahkan kematian.
Dengan imunisasi, tubuh punya "tameng" yang kuat untuk menghindari resiko berbahaya itu.
Imunisasi bukan cuma soal melindungi diri sendiri. Saat banyak orang diimunisasi, penyebaran penyakit jadi lebih sulit.
Proses ini bisa membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Hal ini sangat penting untuk melindungi orang-orang yang belum bisa diimunisasi, seperti bayi baru lahir, lansia, atau orang dengan sistem imun lemah.
Contohnya, jika sebagian besar anak di sekolah sudah diimunisasi campak, maka kemungkinan virus menyebar akan sangat kecil dan anak-anak lain yang belum cukup umur divaksin pun ikut terlindungi.
Dulu, penyakit seperti cacar air atau polio sangat menakutkan dan menyebabkan banyak orang kehilangan nyawa.
Tapi sekarang, penyakit-penyakit itu sudah sangat jarang karena program imunisasi sudah dilakukan untuk mencegah penularan penyakit-penyakit tersebut.
Kalau kita berhenti imunisasi, penyakit lama yang mematikan ini bisa muncul kembali.
Hal ini pun sudah pernah terjadi. Saat angka imunisasi menurun, wabah campak dan batuk rejan kembali terjadi di beberapa negara.
Mencegah penyakit selalu lebih murah daripada mengobati, apalagi jika penyakit-penyakit yang dicegah ini memiliki resiko kesehatan yang tinggi.
Ketika seseorang terkena penyakit serius maka dia mau tidak mau mengeluarkan biaya tinggi untuk pengaobatan, kehilangan kesempatan untuk sekolah atau kerja, bahkan menghadapi resiko komplikasi jangka panjang.
Program imunisasi yang biasanya hanya diberikan beberapa kali, jauh lebih murah dan efisien.
Semua vaksin yang digunakan pada proses imunisasi harus melewati serangkaian uji klinis yang ketat sebelum bisa digunakan ke masyarakat.
Pengujian ini dilakukan oleh ilmuwan, dokter, dan lembaga kesehatan. Setelah dinyatakan aman dan efektif, vaksin baru boleh diberikan ke masyarakat umum.
Bahkan setelah vaksin digunakan, masih ada sistem pemantauan untuk mendeteksi efek samping atau masalah keamanan yang mungkin muncul.
Di banyak negara, termasuk Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat, ada sistem pelaporan efek samping vaksin yang terus diperbarui.
Jadi imunisasi tergolong aman karena sudah melalui proses klinis yang panjang dan ketat juga selalu diawasi perkembangannya.
Seperti halnya semua produk medis, imunisasi juga bisa menimbulkan efek samping tapi biasanya efek ini ringan dan hanya sementara, seperti:
Efek samping yang serius sangat jarang terjadi dan tetap lebih kecil dibanding resiko terkena penyakit aslinya.
Di era internet seperti sekarang, informasi soal vaksin sangat mudah ditemukan dan sayangnya tidak semuanya benar. Banyak hoaks atau mitos yang tersebar luas dan bisa menyesatkan.
Karena itu, penting untuk membedakan mana yang fakta dan mana yang mitos.
Salah satu mitos yang paling sering muncul adalah bahwa imunisasi menyebabkan autisme.
Padahal, klaim ini sudah dibantah berulang kali oleh para ilmuwan melalui berbagai penelitian skala besar.
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan antara imunisasi dan autisme.
Mitos lainnya adalah anggapan bahwa anak sebaiknya dibiarkan sakit agar membentuk kekebalan alami.
Memang, kekebalan bisa terbentuk setelah sakit, tapi resikonya sangat besar.
Misalnya, penyakit seperti cacar air bisa memicu komplikasi serius seperti pneumonia atau peradangan otak. Imunisasi justru memberi jalan yang jauh lebih aman untuk membentuk kekebalan tanpa harus sakit terlebih dahulu.
Ada juga yang percaya bahwa terlalu banyak imunisasi bisa "membebani" sistem imun anak, dan hal ini juga tidak benar.
Faktanya, sistem imun anak mampu menghadapi ribuan kuman setiap hari, bahkan sejak dari lahir.
Jumlah antigen dalam vaksin sangat kecil dibandingkan apa yang tubuh hadapi sehari-hari.
Vaksin justru membantu sistem imun mengenali musuhnya lebih awal dan memperkuat pertahanan tubuh.
Jadi, penting untuk selalu memeriksa kebenaran informasi dari sumber yang terpercaya, seperti organisasi kesehatan resmi dan tenaga medis profesional.
Selain memastikan imunisasi dilakukan secara lengkap dan menyeluruh, penting juga untuk memilih tempat yang terpercaya untuk melakukannya.
Pastikan untuk selalu memilih tempat imunisasi yang didukung oleh tenaga kesehatan professional dan menggunakan vaksin dengan standar terkini, salah satunya seperti Klinik Imunicare .
Di Klinik Imunicare , Imuners bisa update imun dari berbagai macam penyakit menular berbahaya menggunakan vaksin yang sudah memenuhi standar keamanan pemerintah dan WHO.
Selain imunisasi, Imuners juga bisa sekalian cek kesehatan rutin untuk mendeteksi potensi gangguan kesehatan sejak dini.
Imunisasi adalah salah satu pencapaian terbesar dalam dunia kesehatan. Dengan imunisasi, jutaan nyawa terselamatkan setiap tahun dari penyakit yang dulu sangat mematikan.
Imunisasi juga memberi harapan untuk masa depan yang lebih sehat, bebas dari wabah penyakit.
Imunisasi terbukti aman, efektif, dan berperan seperti investasi kesehatan jangka panjang bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga dan seluruh masyarakat.
Sumber