Artikel

Homepage/artikel

/ancaman-di-balik-yang-manis-manis-bahaya-tersembunyi-gula-bagi-tubuh

Ancaman di Balik yang Manis-Manis: Bahaya Tersembunyi Gula bagi Tubuh

Friday, 14th February 2025

by Admin

REQ 14 - MANIS-MANIS - WEBSITE.webp

Imuners tipe-tipe yang suka makanan manis bukan nih? Kalo iya, tahu nggak sih kalau ternyata yang manis-manis ini bisa berbahaya juga loh?

Gula sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari teh manis, kue, cokelat, hingga minuman bersoda, hampir semua makanan yang kita konsumsi mengandung gula.

Bahkan nasi, makanan pokok orang Indonesia, juga mengandung karbohidrat yang setelah dikonsumsi akan diubah oleh tubuh menjadi gula.

Apa saja sebenarnya bahaya dari gula? Kenapa zat dengan cita rasa manis ini memiliki potensi berbahaya bagi tubuh? Yuk, simak penjelasan selangkapnya berikut ini!

Potensi Berbahaya Konsumsi Gula Berlebih

Di balik rasanya yang manis, gula memiliki potensi bahaya kalau dikonsumsi secara berlebihan.

Gula di dalam tubuh akan diubah menjadi energi di dalam tubuh oleh insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas.

Kadar gula berlebih dalam tubuh akan memicu pankreas untuk bekerja dengan lebih keras dan dalam jangka panjang dapat menngganggu keseimbangan fungsi organ dalam tubuh.

Berikut ini penyakit-penyakit yang bisa muncul akibat konsumsi gula berlebih.

1. Peningkatan Resiko Penyakit Jantung

Salah satu dampak paling berbahaya dari konsumsi gula berlebih adalah meningkatnya resiko penyakit jantung.

Gula tambahan dalam makanan dan minuman bisa menyebabkan obesitas, peradangan, serta meningkatkan kadar lemak dalam darah seperti kolesterol dan trigliserida. Semua faktor ini dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan 17–21% kalori harian dari gula tambahan memiliki risiko 38% lebih tinggi terkena penyakit jantung dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi gula dalam jumlah kecil.

Hal ini membuktikan bahwa terlalu banyak gula dapat merusak kesehatan jantung secara perlahan tanpa kita sadari.

2. Menyebabkan Kenaikan Berat Badan

Gula adalah penyebab utama kenaikan berat badan, terutama jika dikonsumsi dalam bentuk minuman manis seperti soda, jus kemasan, dan minuman berenergi.

Minuman ini mengandung kalori tinggi tetapi tidak memberikan rasa kenyang, jadi orang yang meminumnya cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan dan minuman lainnya.

Gula juga meningkatkan produksi hormon ghrelin yang merangsang rasa lapar sekaligus menekan hormon leptin yang bertugas memberikan sinyal kenyang ke otak.

Akibatnya, orang yang mengonsumsi gula berlebihan akan terus merasa lapar dan ingin makan lebih banyak, yang akhirnya menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.

3. Resiko Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan salah satu penyakit yang paling berkaitan dengan konsumsi gula berlebih.

Ketika kita mengonsumsi terlalu banyak gula, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, hormon yang berfungsi mengontrol kadar gula darah.

Jika kondisi ini terus berlangsung, tubuh bisa mengalami resistensi insulin yang menjadi pemicu utama diabetes tipe 2.

Data menunjukkan bahwa negara dengan konsumsi gula yang tinggi memiliki angka penderita diabetes tipe 2 yang lebih besar dibandingkan negara dengan pola makan rendah gula.

Oleh karena itu, mengurangi asupan gula dapat menjadi langkah penting dalam mencegah penyakit ini.

4. Masalah pada Kulit (Jerawat dan Penuaan Dini)

Konsumsi gula yang tinggi bisa memperburuk kondisi kulit dan masalah kulit yang paling umum dialami oleh orang dengan kadar gula berlebih adalah jerawat.

Gula menyebabkan lonjakan kadar insulin dalam tubuh yang dapat meningkatkan produksi minyak di kulit dan memicu peradangan.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya jerawat, terutama pada remaja yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis.

Selain itu, gula berlebih juga mempercepat proses penuaan kulit. Ketika gula masuk ke dalam tubuh, ia dapat merusak protein kolagen dan elastin yang bertugas menjaga kulit tetap kencang dan elastis.

Akibatnya, kulit menjadi lebih cepat keriput dan kehilangan kelembapannya.

5. Penurunan Energi dan Rasa Lelah

Meskipun gula bisa memberikan energi secara instan, tapi sebenarnya efek ini hanya berlangsung sementara.

Setelah lonjakan energi, tubuh akan mengalami penurunan energi secara drastis yang sering disebut sebagai "sugar crash."

Hal ini membuat seseorang merasa lelah, lesu, dan sulit berkonsentrasi.

Sebagai gantinya, lebih baik mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, sayuran, dan protein yang memberikan energi tahan lama tanpa menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba.

6. Resiko Penyakit Hati

Fruktosa, salah satu jenis gula yang sering ditemukan dalam makanan dan minuman olahan, dan zat ini hanya bisa diproses oleh hati.

Jika terlalu banyak fruktosa masuk ke dalam tubuh, hati akan mengubahnya menjadi lemak.

Lama-kelamaan, lemak ini menumpuk dan menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).

Penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti peradangan hati, sirosis, bahkan dapat menyebabkan gagal hati.

Mengurangi konsumsi gula dapat membantu mencegah masalah ini dan menjaga kesehatan hati jangka panjang.

7. Dampak pada Kesehatan Mental (Kecanduan dan Depresi)

Gula bisa menjadi sangat adiktif karena memengaruhi bagian otak yang sama dengan zat adiktif seperti narkoba.

Ketika kita mengonsumsi makanan manis, otak melepaskan hormon dopamin yang bisa membuat perasaan menjadi senang.

Hal ini membuat kita jadi ingin mengonsumsi lebih banyak gula, dan jika kebiasaan ini terus berlanjut, bisa berkembang menjadi kecanduan.

Selain itu, konsumsi gula yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi.

Fluktuasi kadar gula darah yang tidak stabil dapat memengaruhi suasana hati dan meningkatkan resiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.

Cara Mengurangi Konsumsi Gula

Setelah mengetahui berbagai risiko konsumsi gula berlebih, penting bagi kita untuk mulai menguranginya.

Untuk Imuners yang ingin mulai untuk mengurangi konsumsi gula, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  1. Kurangi Minuman Manis Ganti soda, jus kemasan, dan minuman berenergi dengan air putih, teh tanpa gula, atau infused water.
  2. Perhatikan Label Nutrisi Saat membeli makanan kemasan, periksa kandungan gula dalam tabel nutrisi dan pilih produk dengan kadar gula yang lebih rendah.
  3. Konsumsi Buah Jika ingin makanan manis, pilih buah segar daripada makanan yang mengandung gula tambahan.
  4. Kurangi Makanan Olahan Banyak makanan olahan mengandung gula tersembunyi. Sebisa mungkin konsumsi makanan alami dan masak sendiri di rumah.
  5. Gunakan Pemanis Alami Sebagai alternatif gula pasir, gunakan madu, stevia, atau pemanis alami lainnya.
  6. Tingkatkan Asupan Serat dan Protein Makanan tinggi serat dan protein dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan mengurangi keinginan untuk makan makanan manis.
Rutin Cek Kesehatan dan Kadar Gula Dalam Darah

Kita tidak bisa mengira-ngira berapa kadar gula yang ada di dalam darah, butuh alat khusus yang bisa menunjukan kadar gula darah dengan akurat.

Inilah kenapa cek kesehatan, termasuk pengecekan kadar gula darah menjadi penting untuk dilakukan.

Dengan mengetahui dengan persis kadar gula dalam darah kita bisa mengatur pola makan dan mulai membatasi asupan gula jika sudah terlihat indikasi kadar gula berlebih di dalam tubuh.

Untuk melakukan cek kesehatan ini, Imuners bisa datang ke fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare untuk mendapatkan pelayanan cek kesehatan terbaik.

Kesimpulan

Meskipun gula bisa memberikan rasa nikmat, konsumsi berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.

Untuk menjaga kesehatan, penting bagi kita untuk membatasi konsumsi gula dan menggantinya dengan makanan yang lebih sehat.

Dengan menerapkan kebiasaan makan yang lebih baik, kita tidak hanya menjaga berat badan tetap ideal, tetapi juga melindungi tubuh dari risiko penyakit kronis di masa depan.

Sumber