Monday, 21st April 2025
by Admin
Imuners udah denger belum kalau pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan baru kalau mulai tahun 2025 jemaah Haji wajib buat imunisasi polio?
Indonesia memang sudah dinyatakan bebas polio sejak 2014, tapi dalam setahun terakhir kasus polio baru kembali tercatat di beberapa penjuru wilayah Indonesia.
Hal ini yang membuat pemerintah mewajibkan jemaah haji untuk imunisasi polio sesuai dengan anjuran Kementrian Kesehatan Arab Saudi bahwa jemaah dari negara yang mengalami kasus polio di 12 bulan terakhir wajib imunisasi.
Seberapa bahaya sebenarnya penyakit polio ini? Apakah imunisasi efektif dalam mencegah penularan penyakit ini? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini!
Polio (poliomyelitis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio.
Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat, khususnya sumsum tulang belakang dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Virus polio menyebar terutama melalui jalur fekal-oral, yaitu dari kotoran yang terkontaminasi ke mulut, hal ini sering kali terjadi di lingkungan yang tingkat kebersihannya masih rendah.
Pada beberapa kasus, virus ini juga bisa menular lewat percikan cairan dari bersin atau batuk.
Kebanyakan orang yang terinfeksi polio tidak menunjukkan gejala, tapi tetap bisa menyebarkan virus ini.
Orang yang terkena polio bisa mengalami gejala ringan seperti:
Dalam 1 dari 200 kasus, virus polio bisa menyebar ke sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan.
Pada kasus lain ketika virus ini menyerang otot pernapasan, penderitanya bisa mengalami kesulitan bernapas dan bisa berujung pada kematian.
Polio paling banyak menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, tetapi orang dewasa juga bisa terinfeksi virus ini.
Polio adalah penyakit yang sangat menular dan belum ada obatnya, tapi kabar baiknya, polio bisa dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi polio bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap virus polio.
Jadi, jika seseorang terpapar virus ini di kemudian hari, tubuhnya sudah siap melawan dan mencegah infeksi.
Selain melindungi individu, imunisasi juga penting untuk menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok).
Saat sebagian besar orang dalam komunitas sudah diimunisasi, virus tidak punya tempat untuk menyebar, sehingga kelompok yang rentan dapat ikut terlindungi.
Proses imunisasi polio terus digalakan di seluruh dunia untuk mencegah penyakit mematikan ini.
Ada dua jenis vaksin yang umum digunakan ketika proses imunisasi polio yaitu Vaksin Polio Oral (OPV) dan Vaksin Polio Inaktif (IPV).
Proses imunisasi dengan vaksin ini diberikan dalam bentuk tetesan cair ke mulut.
Vaksin OPV mengandung virus polio yang dilemahkan. Karena bentuknya mudah digunakan, OPV sering dipakai dalam program imunisasi massal di banyak negara berkembang.
Keunggulan OPV:
Berbeda dari OPV, proses imunisasi dengan vaksin IPV diberikan lewat suntikan dan vaksin ini mengandung virus polio yang telah dimatikan (inaktif).
Keunggulan IPV:
IPV biasanya digunakan di negara-negara dengan cakupan imunisasi yang tinggi atau dalam situasi di mana keamanan ekstra dibutuhkan, seperti pada jemaah haji.
Untuk Imuners yang ingin imunisasi polio, bisa datang ke fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare.
Di sana, Imuners bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum menentukan jenis vaksin yang ingin digunakan sesuai dengan kondisi kesehatan Imuners.
Imunisasi polio memang ditujukan kepada anak-anak agar terlindung dari polio sejak dini, tetapi orang dewasa juga masih bisa mendapatkan manfaat imunisasi polio.
Dosis yang diberikan untuk anak-anak dan dewasa dalam melakukan imunisasi berbeda, dan berikut ini penjelasan selengkapnya.
Berdasarkan rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia, imunisasi polio diberikan dalam beberapa tahap, biasanya dikombinasikan antara OPV dan IPV:
Imunisasi polio untuk orang diwasa diberikan dalam Dosis tunggal IPV minimal 4 minggu sebelum keberangkatan ke daerah berisiko tinggi seperti Arab Saudi.
Imunisasi ini dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi lain seperti meningitis, influenza, dan COVID-19 tanpa masalah.
Sebagian besar orang tidak mengalami efek samping yang serius setelah melakukan imunisasi polio.
Meskipun begitu, ada beberapa efek ringan bisa terjadi setelah imunisasi seperti:
Efek Samping Umum:
Efek Samping Serius (sangat jarang):
Jika terjadi reaksi berat seperti sulit bernapas, pembengkakan di wajah, atau ruam di seluruh badan, segera konsultasikan dengan dokter.
Kebijakan mewajibkan imunisasi polio untuk jemaah haji bukan keputusan yang diambil dengan tergesa-gesa.
Hal ini dilakukan berdasarkan fakta-fakta medis dan epidemiologis:
Dengan imunisasi, resiko penyebaran virus polio bisa ditekan secara signifikan dan ibadah haji bisa dilakukan tanpa khawatir serangan penyakit mematikan.
Jangan ragu untuk segera imunisasi, terutama untuk yang belum imunisasi atau yang akan pergi ke daerah endemik polio.
Segera datang ke fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare untuk mendapatkan pelayanan imunisasi terbaik.
Polio adalah penyakit yang sangat menular dan bisa mengubah hidup seseorang dalam waktu yang sangat singkat.
Imunisasi terbukti menjadi cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus ini.
Kebijakan imunisasi polio bagi jemaah haji adalah langkah cerdas dan perlu kita dukung, bukan hanya untuk melindungi para jemaah, tetapi juga untuk menjaga Indonesia tetap bebas dari polio.
Imunisasi bukan hanya tentang perlindungan diri, tapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama.
Sumber