Artikel

Homepage/artikel

/imunisasi-yang-aman-untuk-ibu-hamil-dan-menyusui-panduan-lengkap-untuk-perlindungan-ibu-dan-bayi

Imunisasi yang Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui, Panduan Lengkap untuk Perlindungan Ibu dan Bayi

Friday, 21st February 2025

by Admin

REQ 21 - IMUNISASI IBU HAMIL - WEBSITE.webp

Imuners punya kerabat yang lagi hamil atau menyusui, terus bingung boleh imunisasi apa enggak? Pas banget nih, kali ini kita bakal bahas soal imunisasi yang aman untuk ibu hamil dan menyusui.

Kehamilan adalah masa-masa yang krusial bagi seorang wanita karena di masa ini dia bukan hanya bertanggungjawab untuk kesehatan dirinya sendiri, tapi juga untuk bayi yang dikandung.

Bukan hanya ketika hamil, Ibu juga harus lebih berhati-hati atas apa saja yang masuk ke dalam tubuhnya semasa menyusui karena secara tidak langsung ibu berbagi nutrisi dengan bayi.

Apa aja sih sebenarnya imunisasi yang aman untuk dilakukan ketika hamil dan menyusui? Apakah ada imunisasi yang harus dihindari pada masa-masa itu? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

Kenapa Imunisasi Penting Pada Masa Kehamilan dan Menyusui?

Saat hamil, tubuh ibu mengalami banyak perubahan, termasuk sistem imunnya yang bekerja lebih keras untuk melindungi diri sendiri sekaligus bayi yang dikandung.

Sayangnya, hal ini juga membuat ibu lebih rentan terhadap penyakit menular seperti influenza dan batuk rejan. Hal inilah kenapa imunisasi menjadi sangat penting.

Selain melindungi ibu, imunisasi juga dapat memberikan imunitas pasif kepada bayi melalui plasenta selama kehamilan dan melalui ASI saat menyusui.

Hal ini sangat bermanfaat karena bayi yang baru lahir belum bisa menerima vaksinasi lengkap hingga usia tertentu.

Dengan kata lain, mendapatkan vaksin selama kehamilan dan menyusui adalah cara terbaik untuk memberikan perlindungan awal bagi bayi dari berbagai penyakit serius.

Imunisasi yang Aman untuk Ibu Hamil

Meskipun secara umum imunisasi tidak berbahaya, ibu hamil perlu lebih selektif dalam memilih imunisasi karena perubahan kondisi tubuh yang dialami.

Untuk memastikan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pastikan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan imunisasi ketika hamil.

Berikut ini beberapa imunisasi yang secara umum aman untuk dilakukan pada masa kehamilan.

1. Imunisasi Influenza (Flu)

Imunisasi influenza dapat diberikan pada ibu hamil, irekomendasikan diberikan pada trimester kedua kehamilan.

Imunisasi influenza disarankan pada masa kehamilan karena ibu hamil lebih rentan terhadap komplikasi akibat flu, seperti pneumonia dan infeksi saluran pernapasan berat, yang dapat berujung pada rawat inap atau bahkan risiko kelahiran prematur.

Imunisasi ini tidak hanya melindungi ibu dari gejala flu yang berat, tetapi juga memberikan perlindungan awal kepada bayi melalui antibodi yang ditransfer melalui plasenta.

Flu bukan hanya menyebabkan demam dan batuk, tetapi juga bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Oleh karena itu, ibu hamil sangat dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi influenza.

2. Imunisasi Tdap (Tetanus, Difteria, dan Pertusis/Batuk Rejan)

Imunisasi Tdap direkomendasikan diberikan saat kehamilan untuk memastikan ibu memiliki antibodi yang cukup sebelum melahirkan.

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri yang sangat menular dan bisa sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir karena dapat menyebabkan kesulitan bernapas, pneumonia, bahkan kematian.

Karena bayi baru bisa mendapatkan vaksin pertusis pertama pada usia 6 minggu, ibu yang diimunisasi selama kehamilan dapat memberikan perlindungan awal melalui antibodi yang ditransfer ke janin.

Imunisasi ini tidak hanya melindungi ibu dari kemungkinan tertular pertusis, tetapi juga memberikan perlindungan pasif kepada bayi selama beberapa bulan pertama kehidupannya sebelum ia dapat menerima vaksin sendiri.

3. Imunisasi Hepatitis B

Peyakit hepatitis b dapat menular dari ibu yang mengandung ke bayi yang dikandungnya.

Jika ibu memiliki risiko tinggi tertular hepatitis B, imunisasi ini dapat diberikan selama kehamilan.

Pemberian imunisasi ini sangat penting bagi ibu yang memiliki riwayat kontak dengan penderita hepatitis B, memiliki pekerjaan dengan risiko paparan tinggi, atau berasal dari daerah dengan angka kejadian hepatitis B yang tinggi.

Dengan menerima imunisasi saat kehamilan, ibu dapat mengurangi resiko infeksi yang dapat ditularkan ke bayi melalui kontak darah atau cairan tubuh.

Selain itu, bayi yang baru lahir dari ibu dengan risiko tinggi juga perlu mendapatkan imunisasi hepatitis B serta imunoglobulin spesifik segera setelah lahir untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap infeksi virus ini.

Imunisasi yang Aman untuk Ibu Menyusui

Sebagian besar imunisasi aman dilakukan untuk ibu menyusui karena tidak masuk ke dalam ASI atau jika pun masuk, hanya dalam jumlah yang tidak membahayakan bayi.

Selain imunisasi yang direkomendasikan sebelumnya untuk ibu hamil, berikut ini beberapa imunisasi yang bisa diberikan setelah melahirkan.

1. Imunisasi MMR (Campak, Gondok, Rubella)

Imunisasi MMR tidak disarankan untuk diberikan saat hamil, tetapi aman untuk ibu menyusui.

Imunisasi ini sangat penting untuk melindungi ibu dari infeksi yang dapat berdampak serius pada kesehatannya.

Jika ibu belum pernah mendapatkan imunisasi ini sebelumnya, dianjurkan untuk segera menerimanya setelah melahirkan.

Dengan begitu, tubuh ibu akan membangun kekebalan yang cukup untuk mencegah risiko infeksi yang dapat ditularkan kepada bayi.

Selain itu, imunisasi pasca-melahirkan juga memastikan bahwa ibu tetap sehat dan dapat memberikan perawatan yang optimal bagi bayi yang baru lahir.

2. Vaksin Varicella (Cacar Air)

Sama seperti MMR, vaksin cacar air tidak dianjurkan untuk diberikan selama kehamilan tetapi aman untuk diberikan setelah melahirkan.

Imunisasi ini sangat penting bagi ibu yang belum memiliki kekebalan terhadap virus varicella, karena infeksi cacar air pada orang dewasa dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia atau ensefalitis.

Jika seorang ibu tidak memiliki riwayat infeksi cacar air sebelumnya atau belum pernah menerima imunisasi varicella, maka dianjurkan untuk mendapatkannya segera setelah melahirkan.

Hal ini bertujuan agar ibu mendapatkan perlindungan dari kemungkinan terpapar virus dan tidak menularkan penyakit kepada bayinya, terutama karena bayi yang baru lahir belum dapat menerima vaksin varicella sendiri hingga usia tertentu.

Dengan begitu, baik ibu maupun bayi dapat terhindar dari risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin ini.

Pentingnya Memilih Fasilitas Kesehatan Terpercaya untuk Imunisasi

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, imunisasi menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Imunisasi perlu diberikan dengan perhatian khusus pada masa kehamilan dan menyusui, oleh karena itu memilih fasilitas kesehatan terpercaya pada saat imunisasi juga sangat penting.

Dukungan dokter dan tenaga medis professional dalam memberikan informasi dan pelayanan terkait imunisasi untuk ibu hamil dan menyusui sangat penting untuk memastikan well-being ibu dan bayi.

Pilih fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare yang memiliki tenaga medis professional dan imunisasi dengan standar terkini untuk mendapatkan layanan imunisasi terbaik.

Vaksin yang Harus Dihindari Selama Kehamilan

Beberapa jenis imunisasi tidak boleh diberikan saat hamil karena mengandung virus hidup yang bisa berisiko bagi janin.

Vaksin ini berpotensi menyebabkan reaksi sistemik yang dapat memengaruhi perkembangan janin. Oleh karena itu, jika ibu belum mendapatkan vaksin ini sebelum kehamilan, dianjurkan untuk menundanya hingga setelah melahirkan.

1. Imunisasi MMR (Campak, Gondok, Rubella)

Imunisasi MMR berisiko bagi ibu hamil karena mengandung virus hidup yang dilemahkan, yang dapat memicu respons imun yang tidak diinginkan selama kehamilan.

Oleh karena itu, jika seorang ibu belum menerima vaksin ini sebelum hamil, vaksinasi dianjurkan segera setelah melahirkan agar dapat memberikan perlindungan yang optimal bagi dirinya tanpa risiko terhadap bayi dalam kandungan.

2. Imunisasi Varicella (Cacar Air)

Imunisasi Varicella tidak dianjurkan selama kehamilan karena karena mengandung virus hidup yang dilemahkan, yang dapat memicu respons imun yang tidak diinginkan selama kehamilan.

Oleh karena itu, wanita yang belum pernah diimunisasi varicella sangat disarankan untuk melakukan imunisasi ini sebelum merencanakan kehamilan atau setelah melahirkan.

Dengan demikian, ibu dapat memperoleh perlindungan optimal tanpa membahayakan perkembangan janin di dalam kandungan.

3. Imunisasi Demam Kuning

Imunisasi demam kuning hanya diberikan jika perjalanan ke daerah berisiko tinggi tidak dapat dihindari.

Jika ibu harus bepergian ke daerah endemik, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mempertimbangkan manfaat dan resikonya.

Dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatan ibu, usia kehamilan, dan tingkat resiko paparan sebelum merekomendasikan imunisasi.

Jika ada alternatif lain untuk menghindari perjalanan ke daerah endemik, sebaiknya dipertimbangkan demi keamanan ibu dan janin.

Setelah melahirkan, imunisasi-imunisasi ini bisa diberikan dengan aman tanpa resiko bagi bayi.

Ketika ibu menyusui, sebagian besar vaksin ini tidak masuk ke dalam ASI atau masuk dalam jumlah yang tidak membahayakan bayi.

Oleh karena itu, penting untuk tetap melengkapi imunisasi agar ibu tetap terlindungi dan tidak menjadi sumber penularan penyakit bagi bayi.

Kesimpulan

Imunisasi selama kehamilan dan menyusui bukan hanya aman, tetapi juga penting untuk melindungi ibu dan bayi dari berbagai penyakit berbahaya.

Vaksin Influenza, Tdap, dan Hepatitis B sangat direkomendasikan untuk ibu hamil, sementara vaksin MMR dan Varicella, bisa diberikan setelah melahirkan.

Jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter atau bidan mengenai jadwal imunisasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.

Pilih fasilitas kesehatan terpercaya seperti klinik Imunicare untuk mendapatkan pelayanan konsultasi dan imunisasi terbaik untuk ibu hamil dan menyusui.

Dengan perlindungan yang tepat, ibu dan bayi bisa menikmati awal kehidupan yang lebih sehat dan aman!

Sumber