Artikel

Homepage/artikel

/imunisasi-alami-vs-imunisasi-buatan-keunggulan-kekurangan-dan-efeknya-untuk-kesehatan

Imunisasi Alami vs. Imunisasi Buatan: Keunggulan, Kekurangan, dan Efeknya untuk Kesehatan

Wednesday, 11th September 2024

by Admin

REQ 11 SEPTEMBER  ARTIKEL IMUNISASI PASIF - WEBSITE.webp

Ada yang pernah denger tentang imunisasi alami dan imunisasi buatan? Terus udah pada tahu badanya apa?

Di artikel kali ini, kita bakal bahas lebih terperinci soal imunisasi alami dan imunisasi buatan, mulai dari perbedaan, keunggulan, kekurangan, sampai dampaknya untuk kesehatan dalam jangka panjang.

Penasaran sama pembahasan lengkapnya seperti apa? Yuk simak penjelasan detailnya di bawah ini!

Apa Itu Imunisasi Alami?

Secara sederhana, imunisasi alami adalah kekebalan tubuh yang terbentuk secara alami ketika tubuh kita terpapar oleh kuman atau virus tertentu.

Misalnya, ketika kita terkena penyakit cacar air saat masih kecil, tubuh kita akan belajar dan "mengiingat" cara melawan virus itu.

Jadi, kalau nanti kita terpapar lagi, tubuh kita sudah siap untuk mengusir virus itu dari tubuh dan hal ini lah yang disebut dengan imunisasi alami.

Imunisasi alami terbentuk dari dua cara:

  1. Imunitas Aktif Alami : Terjadi ketika tubuh kita sendiri yang memproduksi antibodi setelah terpapar penyakit. Contohnya seperti ketika kita terkena cacar air atau campak. Setelah sembuh, tubuh kita sudah memiliki antibodi yang siap siaga.
  2. Imunitas Pasif Alami : Ini biasanya terjadi saat bayi baru lahir. Antibodi dari ibu ditransfer ke bayi melalui ASI atau plasenta. Jadi, bayi dapat antibodi langsung dari ibu. Makanya, ASI penting banget buat kekebalan tubuh bayi.
Kekurangan Imunisasi Alami

Meski kedengeran bagus karena terjadi secara alami, imunisasi jenis ini punya beberapa kelemahan.

Pertama, untuk mendapatkan imunisasi alami kita harus terpapar penyakit dulu, dan nggak semua penyakit aman untuk dihadapi begitu aja.

Beberapa penyakit bisa berakibat fatal untuk tubuh atau dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Kedua, nggak semua orang punya respons imun yang sama. Bisa saja seseorang tetap jatuh sakit parah meski sudah pernah terpapar sebelumnya karena respon imunnya yang tergolong lemah.

Jadi, imunisasi alami nggak selalu jadi pilihan terbaik untuk melindungi tubuh kita dari serangan penyakit menular.

Apa Itu Imunisasi Buatan?

Setelah mengerti soal imunisasi alami, sekarang kita akan membahas apa itu imunisasi buatan.

Imunisasi buatan adalah kekebalan tubuh yang diperoleh dengan adanya bantuan dari luar, tidak secara alami diproduksi oleh tubuh sendiri.

Biasanya, imunisasi buatan dilakukan melalui proses vaksinasi. Vaksin mengandung virus atau bakteri yang sudah dilemahkan atau dimatikan, yang bisa merangsang tubuh untuk membuat antibodi.

Jadi, tubuh akan “belajar” cara melawan penyakit tersebut tanpa harus terkena penyakit dan gejalanya yang bisa berbahaya untuk kesehatan.

Ada dua jenis imunisasi buatan yaitu:

  1. Imunisasi Aktif Buatan : Menggunakan bakteri yang dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang produksi antibodi. Contohnya adalah vaksin campak, polio, dan hepatitis B.
  2. Imunisasi Pasif Buatan : Antibodi langsung diberikan ke tubuh, biasanya melalui suntikan. Hal ini berguna untuk situasi darurat, misalnya setelah digigit hewan yang diduga rabies atau saat ada wabah penyakit tertentu.
Keunggulan Imunisasi Buatan

Imunisasi buatan punya banyak keunggulan jika dibandingkan dengan imunisasi alami.

Pertama, kita tidak perlu terpapar penyakit secara langsung untuk mendapatkan kekebalan yang diinginkan.

Kedua, vaksinasi sudah terbukti aman dan efektif mencegah berbagai penyakit berbahaya seperti polio, campak, dan difteri.

Ketiga, imunisasi buatan juga bisa membantu mencapai herd immunity, yaitu kondisi ketika sebagian besar populasi udah kebal terhadap suatu penyakit, sehingga penyakit tersebut tidak bisa menyebar luas.

Jadi, Imuners nggak perlu takut lagi buat vaksin karena sudah terbukti aman dan punya keunggulan yang lebih banyak dari imunisasi alami.

Untuk Imuners yang ingin divaksin, yuk langsung aja ke klinik Imunicare terdekat untuk mendapatkan vaksin terbaik.

Contoh Imunisasi Alami dan Imunisasi Buatan

Untuk lebih memahami mengenai perbedaan imunisasi alami dan imunisasi buatan, berikut ini beberapa contoh imunisasi alami dan imunisasi buatan yang bisa Imuners jadikan perbandingan.

1. Contoh Imunisasi Alami

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, imunisasi alami terjadi secara otomatis di dalam tubuh kita tanpa campur tangan medis atau tanpa vaksinasi.

Proses imunisasi alami terjadi ketika kita terpapar kuman atau virus tertentu, yang kemudian tubuh akan membentuk kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Contoh sederhana dari imunisasi alami adalah:

  • Saat Sembuh dari Penyakit : Ketika tubuh kita terkena penyakit seperti cacar air atau campak, sistem kekebalan tubuh akan mengenali dan melawan kuman atau virus tersebut. Setelah sembuh, tubuh otomatis membentuk antibodi yang membuat kita kebal terhadap penyakit itu di masa depan.
  • Kekebalan yang Diturunkan dari Ibu ke Bayi : Seorang ibu bisa menurunkan antibodi kepada bayi pada saat bayi masih dalam kandungan, atau lewat ASI. Proses ini disebut dengan imunisasi pasif alami dan dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit selama beberapa bulan pertama kehidupannya.
2. Contoh Imunisasi Buatan

Berbeda dengan imunisasi alami, imunisasi buatan terjadi ketika kita mendapatkan kekebalan tubuh lewat vaksin yang diberikan oleh tenaga medis.

Vaksin ini mengandung kuman atau virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan, jadi tubuh kita bisa mengenali dan melawan patogen tersebut tanpa harus terkena penyakitnya secara langsung.

Contoh imunisasi buatan yang sering kita dengar antara lain:

  • Imunisasi Polio : Imunisasi ini penting untuk mencegah penyakit polio yang bisa menyebabkan kelumpuhan. Dengan imunisasi polio, tubuh akan membentuk antibodi yang siap menyerang virus polio jika suatu saat terpapar.
  • Imunisasi Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR) : Imunisasi ini melindungi kita dari tiga penyakit sekaligus. Imunisasi ini biasanya diberikan pada usia dini untuk melindungi anak-anak dari komplikasi berbahaya dari penyakit Campak, Gondongan, dan Rubella.
  • Imunisasi COVID-19 : Imunisasi yang sering sekali terdengar belakangan ini membantu tubuh kita dalam mengenali virus COVID-19 dan melawannya, sehingga mengurangi resiko terkena gejala parah bahkan ancaman kematian.
Kekurangan Imunisasi Buatan

Meski imunisasi buatan punya banyak keunggulan, bukan berarti tanpa kekurangan sama sekali.

Biasanya ada beberapa efek samping ringan yang mungkin dialami setelah vaksinasi seperti demam atau nyeri di tempat suntikan.

Tapi tenang aja, efek samping seperti ini biasanya ringan dan akan hilang dalam waktu beberapa hari.

Ada juga sebagian kecil orang yang mungkin mengalami reaksi alergi saat diberi vaksin. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima vaksin.

Dampak Jangka Panjang Imunisasi Alami dan Buatan

Baik imunisasi alami maupun buatan memiliki dampak jangka panjang yang bisa berbeda-beda pada tubuh kita.

Untuk lebih mengerti dampaknya seperti apa untuk tubuh kita, berikut ini pembahasan lebih lengkapnya!

1. Dampak Jangka Panjang Imunisasi Alami

Imunisasi alami terbentuk setelah tubuh mengalami paparan langsung terhadap suatu penyakit. Meskipun terdengar bagus karena 'alami,' ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai dampak jangka panjangnya:

  • Resiko Komplikasi Serius : Meskipun tubuh bisa membentuk kekebalan alami, untuk beberapa penyakit tertentu, proses ini bisa sangat berisiko. Penyakit seperti cacar air, campak, atau rubella bisa menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, ensefalitis, atau bahkan kematian, terutama jika menyerang anak-anak atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Kekebalan Jangka Panjang Tidak Selalu Terjamin : Kekebalan yang terbentuk secara alami bisa sangat bervariasi tergantung dari kondisi individu dan penyakit yang dialami. Ada penyakit yang bisa memberikan kekebalan seumur hidup, seperti campak, tapi ada juga yang hanya memberikan kekebalan sementara, sehingga risiko terkena infeksi ulang tetap ada.
  • Kemungkinan Penyakit Kambuhan : Beberapa penyakit yang dihadapi secara alami bisa kambuh lagi di kemudian hari. Hal ini menunjukkan bahwa kekebalan alami punya batasan tersendiri.
2. Dampak Jangka Panjang Imunisasi Buatan

Di sisi lain, imunisasi buatan yang diberikan melalui vaksinasi memiliki dampak jangka panjang yang lebih terukur dan sering kali lebih aman:

  • Kekebalan Lebih Terkontrol dan Terjamin : Imunisasi buatan, seperti vaksin polio, campak, dan difteri, telah terbukti mampu memberikan perlindungan jangka panjang. Banyak vaksin yang cukup efektif dengan satu kali dosis, sementara yang lain memerlukan beberapa dosis atau booster untuk memastikan kekebalan tetap kuat. Hal ini membuat perlindungan terhadap penyakit lebih bisa diandalkan dan dikontrol.
  • Pengurangan Risiko Penyakit Kritis : Dengan vaksinasi, risiko terkena penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius atau kematian bisa berkurang drastis. Vaksin juga membantu melindungi orang lain di sekitar kita melalui herd immunity, terutama mereka yang tidak bisa divaksinasi karena alasan kesehatan.
  • Minim Komplikasi Jangka Panjang : Efek samping vaksin biasanya bersifat ringan dan sementara, seperti demam atau nyeri di tempat suntikan. Sebaliknya, komplikasi jangka panjang dari tidak mendapatkan vaksin bisa jauh lebih serius. Misalnya, infeksi rubella selama kehamilan bisa menyebabkan cacat lahir yang serius pada bayi. Imunisasi buatan bisa menghindarkan resiko-resiko semacam ini.
  • Kemajuan Teknologi Vaksin : Teknologi di bidang vaksin terus berkembang, seperti vaksin mRNA yang dipakai untuk COVID-19. Inovasi ini menawarkan perlindungan yang lebih cepat dan bisa disesuaikan dengan cepat untuk menghadapi mutasi virus atau bakteri. Dengan ini, imunisasi buatan tidak hanya memberikan perlindungan jangka panjang tapi juga adaptif terhadap ancaman baru.
Imunisasi Alami atau Buatan, Pilih Mana?

Setelah tahu keunggulan dan kekurangan dari kedua jenis imunisasi ini, mungkin ada Imuners yang bertanya-tanya, imunisasi mana sih yang lebih baik?

Sebetulnya jawaban untuk pertanyaan ini adalah tergantung situasi dan kondisi!

  1. Untuk Penyakit Berat : Untuk penyakit yang bisa berakibat fatal atau menyebabkan kecacatan seperti polio, difteri, dan campak, imunisasi buatan lewat vaksin adalah pilihan yang jauh lebih aman.
  2. Untuk Kekebalan Jangka Panjang : Beberapa imunisasi buatan, seperti vaksin campak dan polio, bisa memberikan kekebalan jangka panjang bahkan hampir seumur hidup. Sementara imunisasi alami bisa bervariasi, tergantung dari seberapa parah penyakit yang dialami dan respons tubuh masing-masing.
  3. Pertimbangan Faktor Resiko : Ada juga pertimbangan faktor resiko. Misalnya, jika kita atau anggota keluarga punya kondisi kesehatan tertentu atau alergi, diskusi dengan tenaga medis akan sangat membantu untuk menentukan jenis imunisasi yang paling tepat.
Imunisasi untuk Anak, Mana yang Lebih Baik?

Untuk para Immuners yang udah jadi orang tua, imunisasi buat anak tentunya jadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan.

Apalagi, bayi dan anak-anak masih dalam masa pertumbuhan dan lebih rentan terhadap serangan dari berbagai penyakit.

Untuk bayi dan anak-anak, imunisasi buatan melalui vaksin sangat dianjurkan

WHO dan banyak lembaga kesehatan dunia menyarankan imunisasi lengkap untuk anak-anak karena terbukti efektif dalam melindungi mereka dari penyakit yang berbahaya.

Sebagai contoh, imunisasi seperti BCG untuk tuberkulosis, DPT untuk difteri, pertusis, dan tetanus, serta vaksin MMR untuk mumps (gondongan), measles (campak), dan rubella sangat penting diberikan sejak dini.

Jadi, yuk bawa anak-anak kita ke klinik Imunicare terdekat untuk mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin dengan dosis yang tepat!

Kesimpulan

Imunisasi adalah salah satu cara paling efektif buat mencegah penyebaran penyakit menular.

Dengan mendukung program imunisasi baik itu alami maupun buatan, kita sudah ikut serta melindungi diri, keluargamu, dan juga masyarakat sekitar.

Yuk, jangan ragu untuk konsultasi sama tenaga medis terpercaya untuk cari tahu imunisasi apa aja yang kita butuhkan!

Sumber