Friday, 28th March 2025
by Admin
Sebentar lagi Lebaran nih, Imuners udah nyiapin makanan apa aja sih buat Lebaran? Makanannya pada berlemak nggak?
Selain menjadi ajang silaturahmi, Lebaran juga identik dengan suguhan makanan lezat dan menggugah selera.
Di balik kelezatannya, banyak makanan khas Lebaran mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi yang dapat memicu masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Apa aja sih makanan lebaran yang tinggi lemak? Kenapa makanan ini bisa berbahaya kalau dikonsumsi berlebihan? Berikut ini pembahasan selengkapnya.
Makanan khas Lebaran di Indonesia umumnya terasa nikmat ketika disantap, tapi beberapa di antaranya mengandung lemak dan kolesterol dalam jumlah yang banyak.
Jika dikonsumsi berlebihan, makanan-makanan ini bisa memicu peningkatan kadar lemak jenuh dan kolesterol dalam tubuh.
Berikut ini beberapa contoh makanan Lebaran tinggi lemak yang perlu diwaspadai.
Opor ayam sudah seperti menu wajib di meja makan saat momen Lebaran.
Daging ayam yang dimasak dengan kuah santan kental memberikan rasa gurih yang menggoda.
Di sisi lain, santan mengandung lemak jenuh tinggi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.
Masakan khas Padang yang satu ini sudah dikenal dunia, bahkan sempat dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia.
Rendang adalah daging sapi yang dimasak lama dengan rempah dan santan sampai empuk dan kering.
Sayangnya, selain kaya rasa, rendang juga kaya kolesterol dari lemak daging dan santan.
Gulai kambing maupun kare ayam biasanya menggunakan santan dan potongan daging berlemak.
Kedua makanan ini juga tinggi lemak jenuh yang bisa menyumbat pembuluh darah jika dikonsumsi terlalu banyak.
Di balik cita rasanya yang banyak diminati, hati sapi atau ayam ternyata mengandung kolesterol yang tinggi.
Ketika dimasak dengan santan dan digoreng seperti pada sambal goreng ati, kadar lemak jenuh dari makanan ini perlu diwaspadai.
Kastengel, nastar, dan putri salju adalah camilan populer khas Lebaran yang hampir selalu tersedia di toples-toples makanan.
Kue kering ini dibuat dari mentega, telur, dan gula, dan bisa menjadi sumber lemak tersembunyi yang kadang tidak disadari.
Konsumsi makanan berlemak ketika momen Lebaran bukan berarti harus dihindari sepenuhnya.
Tubuh tetap membutuhkan lemak sebagai sumber energi, menjaga suhu tubuh, dan menyerap vitamin.
Akan tetapi, yang perlu diwaspadai adalah konsumsi lemak jenuh dan lemak trans karena bisa meningkatkan risiko penyakit serius.
Berikut ini beberapa alasan kenapa konsumsi lemak jenuh berlebih bisa berbahaya bagi tubuh.
Lemak jenuh dan trans memicu naiknya kadar LDL, jenis kolesterol yang menyebabkan plak di pembuluh darah.
Jika konsumsi makanan berlemak dilakukan secara terus menerus dan dibiarkan dan dalam waktu yang lama, bisa berujung pada penyumbatan arteri.
Lemak trans tidak hanya menaikkan LDL, tapi juga bisa menurunkan kadar HDL (kolesterol baik) yang ada di dalam tubuh.
Padahal HDL berfungsi untuk membawa kolesterol keluar dari pembuluh darah dan mencegah penyumbatan.
Konsumsi lemak jenuh secara berlebih bisa menyebabkan plak pada dinding-dinding pembulih darah.
Ketika plak menumpuk di dinding arteri, aliran darah ke jantung dan otak bisa terganggu.
Hal ini bisa memicu serangan jantung atau stroke, dua penyebab kematian paling umum di dunia.
Imuners perlu lebih waspada dengan konsumsi lemak jenuh di momen Lebaran bukan hanya karena makanan-makanan ini banyak tersedia, tapi juga karena beberapa alasan lain.
Saat Lebaran, pola makan seseorang cenderung berubah drastic karena beberapa alasan seperti
Meskipun banyak makanan tinggi lemak yang ada di momen Lebaran memiliki potensi bahaya bagi tubuh, kita masih bisa menikmati makanan-makanan ini dengan menerapkan beberapa langkah hidup sehat.
Berikut beberapa langkah mudah yang bisa dilakukan untuk tetap bisa menikmati makanan Lebaran tanpa dibayang-bayangi resiko kesehatannya.
Mengatur pola makan dengan baik saat Lebaran sangat penting untuk menjaga kadar lemak dan kolesterol tetap stabil
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membatasi konsumsi makanan tinggi lemak hanya satu jenis per hari.
Misalnya, kalau Imuners sudah makan opor ayam saat makan siang, sebaiknya pilih sayur atau lauk rendah lemak untuk makan malam.
Selain itu, kurangi juga porsi daging berlemak. Pilihlah bagian ayam tanpa kulit atau daging sapi bagian has dalam yang cenderung lebih rendah lemak.
Untuk masakan bersantan, sebaiknya gunakan santan encer atau ganti dengan alternatif yang lebih sehat seperti susu rendah lemak atau susu kedelai.
Terakhir, batasi juga konsumsi kue kering. Ambil maksimal dua sampai tiga potong saja dalam satu waktu, dan hindari ngemil berlebihan tanpa sadar sepanjang hari.
Selain mengatur jenis makanan, cara memasak dan mengolah makanan juga berperan penting dalam menjaga kesehatan selama Lebaran.
Sebisa mungkin, gunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, karena kandungan lemak tak jenuhnya lebih baik dibandingkan minyak sawit atau mentega.
Metode memasak pun sebaiknya dipilih dengan bijak. Hindari menggoreng makanan secara berulang kali karena dapat meningkatkan kandungan lemak jenuh dan lemak trans.
Menjaga tubuh tetap aktif selama Lebaran juga penting untuk membantu membakar kalori dan menurunkan kadar lemak dalam tubuh.
Salah satu cara mudah yang bisa dilakukan adalah dengan berjalan kaki setelah makan.
Cukup lakukan aktivitas ringan selama 15–30 menit, seperti berjalan keliling kompleks, menyapu halaman, atau naik-turun tangga.
Aktivitas ringan seperti ini sangat membantu memperlancar pencernaan dan mencegah penumpukan lemak.
Untuk Imuners yang memiliki riwayat kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi dalam keluarga, penting untuk lebih waspada terhadap kondisi kesehatan, terutama saat momen Lebaran.
Disarankan untuk rutin melakukan cek kolesterol untuk memantau kadar lemak dalam darah.
Untuk Imuners yang ingin melakukan cek kesehatan berkala, bisa datang ke Klinik Imunicare terdekat untuk mendapatkan akses pelayanan terbaik.
Jika muncul gejala seperti pusing, sesak napas, atau tubuh terasa mudah lelah, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter agar bisa ditangani lebih awal.
Jika dokter sudah meresepkan obat penurun kolesterol, pastikan untuk mengonsumsinya sesuai anjuran dan tidak dihentikan tanpa izin dokter.
Langkah-langkah ini akan sangat membantu mencegah risiko komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.
Menikmati hidangan khas Lebaran memang sah-sah saja, tapi bijak dalam memilih, mengolah, dan mengonsumsi makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Dengan mengatur pola makan, sedikit aktivitas fisik, dan kebiasaan sehat, kita tetap bisa menikmati momen Lebaran dengan hati riang dan tubuh bugar.
Jangan ragu untuk melakukan cek kesehatan secara berkala di fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare jika memiliki riwayat kolesterol sebelumnya.
Sumber