Wednesday, 5th March 2025
by Admin
Imuners sering ngerasa kesemutan, pernah ngerasa lemes bahkan buat jalan aja susah? Hati-hati loh, gejala seperti ini butuh pengecekan lebih lanjut.
Salah satu penyakit yang gejalanya sering diabaikan karena dianggap ringan padahal potensi bahayanya cukup besar adalah Multiple Sclerosis.
Penyakit yang menyerang sistem saraf pusat ini gejala awalnya seringkali terabaikan karena mirip dengan gejala-gejala penyakit ringan.
Seperti apa sih sebenarnya penyakit Multiple Sclerosis ini? Seperti apa gejala dan cara mengobatinya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, tepatnya di otak dan sumsum tulang belakang.
Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang mielin, lapisan pelindung saraf, sehingga sinyal dari otak ke tubuh menjadi terganggu.
Akibatnya, penderita MS bisa mengalami berbagai gangguan fisik, kognitif, dan emosional. MS bersifat progresif, yang berarti gejalanya dapat memburuk seiring waktu.
Penyakit ini sering kali muncul dalam bentuk serangan yang disebut relaps, di mana gejala memburuk untuk sementara lalu membaik kembali.
Namun, pada beberapa orang, gejala terus berkembang tanpa periode remisi yang jelas.
Hingga saat ini, penyebab pasti multiple sclerosis belum diketahui, akan tetapi para ilmuwan percaya bahwa MS terjadi karena kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena MS meliputi usia, jenis kelamin, faktor genetik, infeksi virus, kurangnya paparan sinar matahari hingga kebiasaan merokok.
Multiple sclerosis umumnya didiagnosis pada usia antara 20 hingga 40 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Selain itu, memiliki anggota keluarga dengan MS juga dapat meningkatkan faktor resiko.
Beberapa virus, seperti Epstein-Barr, keberadaannya dalam tubuh dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi terkena MS.
Selain itu, penyakit ini lebih sering ditemukan di daerah dengan sedikit paparan sinar matahari, yang menyebabkan kekurangan vitamin D.
Kebiasaan merokok juga dikaitkan dengan perkembangan MS yang lebih cepat.
Gejala Multiple Sclerosis sangat bervariasi, tergantung pada bagian sistem saraf yang terkena.
Penderita MS mengalami berbagai gangguan fisiologis pada tubuh, bahkan ada juga yang sampai menyebabkan gangguan mental.
Berikut ini beberapa gejala yang paling umum ditemukan pada penderita Multiple Sclerosis.
Penderita multiple sclerosis sering mengalami kelemahan otot yang dapat mempengaruhi berbagai anggota tubuh.
Hal ini membuat penderita MS kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang melibatkan gerakan fisik.
Selain itu, gangguan keseimbangan juga sering terjadi di mana penderita sulit berjalan dan rentan terjatuh.
Kondisi ini bisa semakin diperparah dengan adanya tremor atau gemetar yang tidak terkendali, yang sering kali terjadi pada tangan atau kaki penderita.
Kombinasi dari kelemahan otot, gangguan keseimbangan, dan tremor ini dapat membuat mobilitas penderita menjadi semakin terbatas.
Gangguan penglihatan merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh penderita Multiple Sclerosis.
Beberapa gejala yang di alami di antaranya adalah penglihatan kabur atau seolah berbayang, yang membuat aktivitas sehari-hari seperti membaca atau mengemudi menjadi sulit.
Selain itu, beberapa penderita mengalami kehilangan penglihatan sementara di satu mata, yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam hitungan hari atau minggu sebelum membaik kembali.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh peradangan pada saraf optik, yang juga dapat menyebabkan nyeri saat menggerakkan mata.
Peradangan ini terjadi karena sistem imun menyerang lapisan mielin yang melindungi saraf optik, mengganggu transmisi sinyal visual dari mata ke otak.
Seiring waktu, gangguan penglihatan ini bisa menjadi lebih parah dan dapat menyebabkan masalah penglihatan permanen jika tidak ditangani dengan baik.
Sensasi yang tidak biasa pada tubuh merupakan gejala lain yang sering dialami oleh penderita Multiple Sclerosis.
Salah satu sensasi yang umum terjadi adalah mati rasa atau kesemutan di wajah, lengan, atau kaki, yang bisa terjadi secara tiba-tiba atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa penderita juga mengalami sensasi terbakar atau rasa sakit yang tidak biasa, yang mungkin muncul tanpa penyebab yang jelas.
Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup signifikan.
Selain itu, terdapat fenomena yang dikenal sebagai tanda Lhermitte, yaitu sensasi kejutan listrik yang menjalar di sepanjang tulang belakang saat kepala ditekuk ke depan.
Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan pada sistem saraf akibat peradangan yang terjadi pada penderita MS, sehingga penting bagi mereka untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Penderita Multiple Sclerosis sering mengalami gangguan kognitif yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan daya ingat.
Kesulitan dalam memproses informasi, mengingat sesuatu, atau membuat keputusan sering kali menjadi tantangan bagi penderita.
Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk pekerjaan dan interaksi sosial.
Selain itu, perubahan suasana hati juga merupakan gejala yang umum terjadi. Banyak penderita yang mengalami depresi, mudah marah, atau merasa cemas tanpa alasan yang jelas.
Perubahan emosional ini dapat dipicu oleh perubahan kimia dalam otak akibat kerusakan saraf, serta akibat stres dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh penyakit ini.
Selain itu, kelelahan ekstrem menjadi salah satu gejala utama yang dialami oleh penderita MS.
Kelelahan ini sering kali tidak membaik meskipun penderita sudah cukup beristirahat dan dapat menjadi hambatan besar dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kelelahan pada MS berbeda dengan kelelahan biasa karena bisa muncul tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu lama, bahkan setelah melakukan aktivitas ringan.
Diagnosis Multiple Sclerosis cukup kompleks karena tidak ada satu tes khusus yang dapat memastikan seseorang menderita MS.
Dokter biasanya melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendeteksi Multiple Sclerosis, pemeriksaan tersebut diantaranya:
Saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan MS, tetapi ada berbagai perawatan yang dapat membantu mengontrol gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.
Berikut ini beberapa jenis pengobatan Multiple Sclerosis yang umum dilakukan.
Disease-Modifying Therapies (DMTs) adalah terapi yang digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan dan memperlambat perkembangan penyakit MS.
DMTs bekerja dengan menekan atau memodulasi sistem imun agar tidak menyerang mielin, lapisan pelindung saraf.
Selain DMTs, steroid juga sering digunakan sebagai bagian dari terapi MS, terutama untuk mengurangi peradangan selama serangan terjadi.
Steroid membantu mengurangi keparahan dan durasi serangan dengan menekan respons inflamasi tubuh.
Selain itu, penderita MS juga dapat diberikan obat simtomatik yang bertujuan untuk mengelola gejala spesifik yang mereka alami, seperti nyeri kronis, kelelahan, atau kejang otot.
Kombinasi dari berbagai terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita MS dan membantu mereka mempertahankan fungsi tubuh sebaik mungkin.
Fisioterapi berperan penting dalam membantu penderita multiple sclerosis memperbaiki keseimbangan dan kekuatan otot mereka.
Dengan berbagai latihan yang dirancang khusus, fisioterapi dapat membantu mengurangi kekakuan, meningkatkan koordinasi gerakan, serta menjaga mobilitas tubuh agar penderita tetap dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.
Selain itu, terapi okupasi juga memiliki peran yang signifikan dalam membantu penderita MS untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan yang mereka alami.
Terapi ini memberikan strategi dan alat bantu yang dapat mempermudah penderita dalam melakukan tugas-tugas harian seperti berpakaian, menulis, atau menggunakan peralatan rumah tangga.
Dengan pendekatan yang tepat melalui fisioterapi dan terapi okupasi, penderita MS dapat mempertahankan kemandirian mereka dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Olahraga ringan seperti yoga dan renang sangat bermanfaat bagi penderita multiple sclerosis karena dapat membantu menjaga mobilitas, mengurangi kekakuan otot, serta meningkatkan keseimbangan tubuh.
Aktivitas fisik yang ringan namun rutin juga dapat memperbaiki suasana hati dan mengurangi resiko stres yang dapat memperburuk gejala MS.
Selain olahraga, menerapkan pola makan sehat juga sangat penting.
Makanan yang kaya vitamin D dan omega-3, seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, dan sayuran hijau, dapat memberikan manfaat tambahan bagi penderita MS dengan membantu mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan otak.
Selain itu, menjaga kesehatan mental juga merupakan aspek penting dalam mengelola Multiple Sclerosis.
Oleh karena itu, penderita MS perlu mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, terapi kognitif, atau aktivitas menyenangkan lainnya.
Dengan mengadopsi gaya hidup yang sehat dan seimbang, penderita MS dapat lebih mampu mengontrol gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosional.
Gejalanya sangat bervariasi, mulai dari gangguan penglihatan hingga kesulitan berjalan.
Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan MS, perawatan medis dan perubahan gaya hidup dapat membantu penderita mengelola gejala dan menjalani hidup dengan lebih baik.
Oleh karena itu, jika mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Sumber