Friday, 4th April 2025
by Admin
Imuners mungkin pernah baca sekilas mengenai apa itu HPV dan HIV, tapi apa Imuners bisa kalau disuruh buat menjelaskan perbedaannya?
Di antara berbagai jenis infeksi menular seksual (IMS), dua virus yang paling sering terdengar namun masih sering tertukar adalah HPV dan HIV.
Karena namanya mirip, banyak orang mengira keduanya punya gejala, dampak, atau penularan yang sama, padahal kedua virus ini kenyataannya sangat berbeda.
Seperti apa sih sebenarnya perbedaan virus HPV dan HIV? Apa penularan dari kedua virus ini bisa dicegah? Yuk, cari tahu informasi selengkapnya di bawah ini!
HPV (Human Papillomavirus) adalah kelompok virus yang terdiri dari lebih dari 150 jenis, dan termasuk ke dalam infeksi menular seksual.
Sebagian besar tipe HPV tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa menimbulkan gejala, tapi beberapa jenis HPV tergolong beresiko tinggi karena dapat menyebabkan kanker.
Menurut Evan Goldstein M.D., pakar kesahatan seksual dalam wawancaranya untuk media TheBody, HPV merupakan salah satu infeksi menular seksual paling umum di dunia dan hampir semua orang yang aktif secara seksual kemungkinan pernah terpapar HPV setidaknya sekali dalam hidup mereka.
HPV ditularkan melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral.
Virus ini bisa menyebar dari satu orang ke orang lainnya bahkan ketika pembawa virus tidak menunjukkan gejala apapun.
Perlu diketahui bahwa HPV tidak selalu tertular melalui cairan tubuh, sehingga penggunaan kondom, meskipun membantu, tidak bisa sepenuhnya mencegah penularan virus ini.
Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala, dan jika jenis HPV yang tertular tergolong yang tidak beresiko tinggi akan menghilang seiring berjalannya waktu.
Di sisi lain, jika yang tertular adalah HPV beresiko tinggi potensi gejala yang muncul biasanya berupa:
Karena banyak kasus yang tidak menimbulkan gejala, HPV sering kali tidak disadari oleh penderitanya hingga berkembang ke tahap serius.
Resiko terbesar yang bisa disebabkan oleh virus HPV adalah timbulnya kanker pada mulut rahim (serviks), tenggorokan, dan bagian tubuh lainnya.
Infeksi jangka panjang tipe HPV tertentu bisa mengubah sel-sel tubuh menjadi sel kanker, dan kanker serviks adalah jenis kanker yang paling umum disebabkan oleh virus yang satu ini.
Meskipun tidak semua infeksi HPV akan berkembang menjadi kanker, penting untuk melakukan pencegahan dan pengecekan berkala untuk mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.
Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan infeksi HPV.
Langkah pencegahan ini sangat krusial, terutama karena sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan bisa berkembang menjadi masalah kesehatan serius jika tidak terdeteksi sejak awal.
Berikut ini beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil untuk meminimalisir potensi bahaya dari virus HPV.
Melakukan skrining rutin dengan Pap smear dan juga tes urine sangat penting bagi perempuan, terutama yang sudah aktif secara seksual.
Pap Smear dilakukan dengan mengambil sample sel serviks dan menelitinya. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks yang bisa menjadi tanda awal infeksi HPV resiko tinggi.
Selain itu screening HPV juga bisa dilakukan melalui tes urine. Tes ini dilakukan untuk memeriksa HPV-DNA lewat urine.
Dengan deteksi dini, langkah pencegahan atau pengobatan bisa segera dilakukan sebelum menjadi kondisi yang lebih serius.
Screening HPV bisa dilakukan di fasilitas kesehatan lengkap dan terpercaya, salah satunya seperti di Klinik Imunicare.
Imunisasi HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi, terutama dari tipe HPV yang beresiko tinggi menyebabkan kanker.
Proses imunisasi ini sangat dianjurkan untuk diberikan pada anak-anak dan remaja, idealnya pada usia 11 hingga 12 tahun, sebelum mereka aktif secara seksual.
Ketika sudah dewasa, imunisasi juga masih bisa bermanfaat jika diberikan hingga usia 26 tahun, dan dalam beberapa kasus bisa diberikan pada orang dewasa yang lebih tua, tergantung kondisi medis dan resiko masing-masing.
Untuk Imuners yang ingin imunisasi HPV, bisa datang ke Klinik Imunicare terdekat untuk mendapatkan layanan imunisasi dengan tenaga medis dan vaksin terbaik.
Penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom saat berhubungan seksual dapat membantu mengurangi risiko penularan HPV.
Meskipun tidak memberikan perlindungan total, karena virus bisa menyebar melalui kontak kulit di area yang tidak tertutup, penggunaan kondom tetap lebih baik dibanding tidak menggunakan perlindungan sama sekali.
Selain HPV, kondom juga melindungi dari berbagai infeksi menular seksual lainnya.
Saat ini belum ada obat yang dapat dikonsumsi untuk menghilangkan virus HPV sepenuhnya.
Pengobatan yang diberikan biasanya untuk meminimalisir gejala yang ditimbulkan sekaligus memastikan gejala ini tidak berkembang menjadi lebih berbahaya.
Proses pengobatan yang biasa diberikan untuk infeksi HPV adalah
Dengan imun tubuh yang baik, banyak infeksi HPV bisa hilang sendiri tanpa pengobatan.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4.
Ketika jumlah sel ini menurun drastis, tubuh tidak bisa lagi melawan infeksi atau penyakit, dan inilah yang menyebabkan munculnya kondisi bernama AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
Sama halnya dengan infeksi virus HPV, virus HIV tidak bisa dihilangkan sepenuhnya dari tubuh tetapi bisa dikendalikan dengan pengobatan jangka panjang.
HIV menular melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI).
Penularan terjadi ketika cairan-cairan tersebut masuk ke dalam tubuh orang lain, misalnya melalui hubungan seksual tanpa kondom, penggunaan jarum suntik bersama, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau saat menyusui
Berbeda dengan HPV, HIV tidak menular hanya karena bersentuhan atau berbagi makanan.
Ada tiga tahapan gejala HIV yaitu:
Biasanya terjadi pada 2–4 minggu setelah terinfeksi, dan gejalanya menyerupai gejala flu seperti:
Pada tahap ini, virus tetap aktif di dalam tubuh tapi tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Tahap ini bisa berlangsung bertahun-tahun jika tidak diobati.
Jika tidak diobati, HIV akan berkembang ke tahap yang lebih serius yaitu AIDS, dan dapat menimbulkan gejala-gejala seperti:
Tanpa pengobatan, HIV akan terus melemahkan sistem imun sampai tubuh tidak mampu melawan penyakit ringan sekalipun.
Akibatnya, penderita akan rentan terkena infeksi serius dan penyakit yang mengancam jiwa.
Jika sudah masuk tahap AIDS, risiko kematian sangat tinggi tanpa penanganan medis.
HIV bisa dicegah dengan cara:
Dengan tindakan pencegahan yang tepat, HIV sebenarnya sangat bisa dihindari.
Meskipun HIV belum bisa disembuhkan, pengobatan masih bisa dilakukan untuk mengendalikan perkembangan virus ini sekaligus memperpanjang angka harapan hidup penderita.
Pengobatan yang umum dilakukan untuk penderita HIV meliputi:
HPV dan HIV memang sama-sama virus menular seksual, tapi keduanya berbeda dalam cara kerja, risiko, dan penanganannya.
Mengetahui perbedaan dua virus ini penting agar kita bisa lebih bijak dalam menjaga diri.
Jangan takut untuk belajar soal kesehatan seksual. Semakin kita paham, semakin kita siap untuk menjaga tubuh dan masa depan.
Sumber