Monday, 10th March 2025
by Admin
Imuners, udah pada tau belum soal Imunisasi difteri? Yup Imunisasi difteri adalah langkah penting dalam mencegah penyakit difteri, yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi kunci utama dalam perlindungan terhadap penyakit ini. Namun, siapa saja yang wajib mendapatkan imunisasi difteri dan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!
Difteri adalah infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebabkan pembentukan lapisan tebal di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan. Lapisan ini bisa berdarah jika dilepaskan dan dapat menghambat pernapasan. Penyakit ini menular melalui droplet udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, serta melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi bakteri ini.
Gejala difteri meliputi:
Vaksin untuk imunisasi difteri terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Bayi dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap difteri. Oleh karena itu, imunisasi diberikan dalam bentuk vaksin DPT-HB-Hib sesuai dengan jadwal imunisasi nasional:
Seiring meningkatnya kasus difteri, para ahli menyarankan agar vaksin booster pada usia 18 bulan dianggap sebagai vaksin wajib. Ini bertujuan untuk memastikan kekebalan anak tetap terjaga dan tidak mudah terinfeksi bakteri difteri.
Kekebalan tubuh terhadap difteri bisa berkurang seiring waktu, sehingga remaja dan orang dewasa perlu mendapatkan booster vaksin Td atau Tdap setiap 10 tahun sekali.
Ibu hamil dianjurkan mendapatkan vaksin Tdap pada trimester ketiga kehamilan. Ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada bayi yang baru lahir sebelum mereka bisa mendapatkan imunisasi pertama pada usia 2 bulan.
Para tenaga medis yang bekerja di rumah sakit atau fasilitas kesehatan memiliki risiko tinggi terpapar penyakit menular, termasuk difteri. Oleh karena itu, mereka wajib mendapatkan booster vaksin Td atau Tdap untuk melindungi diri sendiri dan pasien yang mereka tangani.
Jika di suatu wilayah terjadi peningkatan kasus difteri atau bahkan wabah, maka semua orang yang belum mendapatkan vaksin difteri dalam 10 tahun terakhir disarankan untuk segera mendapatkan vaksin booster.
Imunisasi difteri telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah penyakit ini. Efek samping yang mungkin muncul umumnya ringan dan sementara, seperti:
Efek samping serius sangat jarang terjadi. Jika mengalami reaksi alergi berat, seperti kesulitan bernapas atau pembengkakan wajah, segera cari bantuan medis.
Tanpa imunisasi, seseorang memiliki risiko tinggi terkena difteri. Penyakit ini dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius, seperti:
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa daerah di Indonesia mengalami peningkatan kasus difteri akibat penolakan terhadap imunisasi. Ini mengakibatkan kekosongan kekebalan ( immunity gap ), di mana kelompok yang rentan terhadap difteri semakin banyak dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini.
Imunisasi difteri adalah langkah pencegahan yang sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Bayi, anak-anak, remaja, dewasa, ibu hamil, tenaga medis, dan mereka yang tinggal di daerah rawan difteri wajib mendapatkan vaksin ini sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
Keberhasilan pencegahan difteri sangat bergantung pada cakupan imunisasi yang tinggi. Jangan sampai menunda vaksinasi, karena difteri adalah penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yang tepat. Jika kamu belum mendapatkan booster dalam 10 tahun terakhir, Imuners bisa segera mengunjungi Klinik Imunicare terdekat untuk mendapatkan vaksin difteri.
Yuk, Imuners, tetap sehat dan lindungi diri dari difteri dengan imunisasi tepat waktu! Jika artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya kepada keluarga dan teman-temanmu agar semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya vaksinasi difteri.
Sumber: